Page 7 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 7
49
f. Ekonomi. Sejak mendapat mandat dari rakyat, melalui pemilu
paling demokratis dalam sejarah Indonesia, dalam pembangunan
ekonomi nasional, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan
kepeduliannya untuk mengatasi pengangguran dan kemiskinan. Concern
tersebut kemudian dirumuskan dengan new deal dalam pembangunan
ekonomi Indonesia.
Ringkasan dari new deal tersebut tertuang dalam prinsi triple track
strategy: pro-growth, pro-job dan pro-poor. Track pertama dilakukan
dengan meningkatan pertumbuhan dengan mengutamakan ekspor dan
investasi. Track kedua, menggerakkan sektor riil untuk menciptakan
lapangan kerja. Dan Track yang ketiga, merevitalisasi pertanian,
kehutanan, kelautan dan ekonomi pedesaan untuk mengurangi
kemiskinan.
Presiden SBY bersama jajaran kabinet terus melakukan dan
mencari langkah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yang akan
mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Anggaran yang dialokasikan
untuk mengurangi kemiskinan jumlahnya terus meningkat. Tahun 2004
berjumlah Rp 18 triliun, tahun 2005 meningkat menjadi Rp 23 triliun, tahun
2006 Rp 42 triliun dan tahun 2007 meningkat lagi menjadi Rp 51 triliun.
Dalam setahun terakhir ada penurunan pengangguran hampir 1
juta, dari total 11 juta menjadi 10 juta. Sayangnya, laju pertumbuhan
angkatan kerja baru per tahun mencapai 1,5 juta orang. Sejumlah langkah
nyata telah, sedang, dan terus diupayakan untuk membuka lapangan
kerja baru. Pengalaman banyak negara, juga pengalaman Indonesia,
memang tidak semudah membalik telapak tangan untuk mengurangi
kemiskinan dan pengangguran.
Keberhasilan Indonesia dalam memanfaatkan peluang
desentralisasi dan globalisasi adalah dengan cara meningkatkan daya
saing perekonomian Indonesia secara sistematis dan terencana.

