Page 12 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 12
60
keterbukaanya melalui tafsir-tafsir baru kita jadikan pengawal dan
pem andu kita dalam m enghadapi situasi yang serba tidak pasti. Pancasila
m engandung komitmen-komitmen transeden yang memiliki "m itosnya"
tersendiri yaitu semua yang "m istis kharismatis" dan "irasional" yang akan
tertangkap arti bagi mereka yang sudah terbiasa berfikir secara teknis-
positivistik dan pragmatis semata.
Pembukaan UUD 1945 dengan nilai-nilai luhumya menjadi suatu
kesatuan integral-integratif dengan Pancasila sebagai dasar negara. Jika itu
diletakkan kembali, maka kita akan menemukan landasan berpijak yang
sama, menyelamatkan persatuan dan kesatuan nasional yang kini sedang
mengalami disintegrasi. Sosialisasi Pancasila sebagai dasar negara
m engandung makna bahwa Pancasila harus diletakkan utuh dengan
pembukaan, di-eksplorasikan dimensi-dimensi yang melekat padanya,
yaitu:
Realitasnya: dalam arti bahwa nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya dikonkretisasikan sebagai kondisi cerminan kondisi obyektif yang
tumbuh dan berkembang dlam masyarakat.
Idea/itasnya: dalam arti bahwa idealisme yang terkandung di
dalamnya bukanlah sekedar utopi tanpa makna, melainkan diobjektivasikan
sebagai "kata kerja" untuk membangkitkan gairah dan optimisme para
warga masyarakat guna melihat hari depan secara prospektif, menuju hari
esok lebih baik.
Fleksibilita sn ya: d a la m arti b a h w a P an ca sila b u k a n la h b a ra n g ja d i
y an g su dah selesai dan m andeg dalam kebekuan doqm atis dan norm atif,
m elainkan terbuka bagi tafsir-tafsir baru un tuk m em enu hi kebutuhan
z a m a n y a n g berkem ban g. D en g an d em ikian ta n p a kehilangan nilai
hakikinya, Pancasila m enjadi tetap aktual, relevan serta fungsional sebagai
tiang-tiang penyangga bagi kehidupan bangsa dan negara dengan jiw a dan
sem angat"Bhinneka Tunggal Ika"
Sosialisasi Pancasila sebagai dasar negara harus diarahkan pada
pem b in a an m oral, sehingga m oralitas Pancasila dapa t dijadikan sebagai

