Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4
d. Variabel strategis sosial budaya.
Nilai, ide, gagasan dan konsep dasar yang ada dan diyakini serta
hidup didalam masyarakat mempengaruhi struktur sosial yang
terbentuk. Lebih jauh dari itu, kebudayaan dan struktur sosial
dipengaruhi oleh agama, politik, kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi
dan ekonomi. Jika dalam struktur dan sistem sosial terjadi ketimpangan
atau kesenjangan, maka kesenjangan itu berpotensi menjadi variabel
ancaman strategis terhadap konflik lokal.
e. Variabel strategis ekonomi.
Kesenjangan ekonomi yang sangat kontras antara komunitas di
tingkat daerah dan antar daerah dapat mengganggu stabilitas nasional
kesenjangan sosial, ekonomi dan politik antar daerah dipengaruhi oleh
empat faktor. Pertama, kedekatan suatu daerah dengan pusat
kekuasaan; kedua, tingkat ketersediaan SKA yang dimiliki oleh suatu
daerah; ketiga, SDM yang ada pada masing-masing daerah; dan
keempat, jumlah penduduk suatu daerah (Mahardika, 2000).
f. Variabel strategis nasionalisme.
Nasionalisme bersifat dinamis, dialektikal dan dipengaruhi banyak
faktor penyelenggaraan pemerintah yang koruptif, peggunaan
sumberdaya yang tidak adil dan merata, dan diplomasi luar negeri yang
lemah sehingga kedaulatan negara ’’tergadaikan” merupakan beberapa
contoh penyebab lunturnya nasionalisme. Lunturnya nasionalisme
dapat memicu konflik vertikal atau pemberontakan terhadap pemerintah.
Kondisi ini diperburuk oleh kebijakan politik negara asing yang
menginginkan Indonesia pecah atau lemah dan tidak diperhitungkan
dalam percaturan politik global.
g. Variabel strategis kesejarahan asal mula Papua.
Masyarakat Papua adalah komunitas yang secara historis pernah
mengalami sejarah yang unik dan panjang, hal ini dapat dilihat dari asal-
usul Papua.
24

