Page 10 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 10
36
gilirannya akan mengembalikan bangsa ini pada krisis ekonomi. Secara social-
budaya: upaya menciptakan budaya dominan berbasis agama, secara sosial akan
menjadi ancaman terhadap konteks pluralitas bangsa Indonesia yang secara
filosofis terjelmakan dalam motto Bhineka Tungga Ika. Kesatuan dan keutuhan
bangsa Indonesia hanya dapat dimaknai karena keragamannya. Dan dari segi
pertahanan-keamanan: berbagai konflik social yang teijadi karena sentiment
keagamaan akan menngganggu keamanan dan ketertiban social, dan pada
akhirnya melemahkan system pertahanan nasional. Ketika pertahan dan
keamanan dalam negeri melemah, maka hal itu akan menjadi peluang bagi
kekuatan-kekuatan (dalam dan luar negeri) untuk mengancam kedaulatan
bangsa dan Negara Indonesia.
Untuk itu dibutuhkan komitmen, yang berisi ketekunan, keuletan,
ketangguhan dan kemampuan, yang melibatkan semua pihak, khususnya para
pemuka agama. Parameternya adalah gairah dialog baik di tingkat elit maupun
di kalangan akar rumput agama yang menyentuh langsung hal-hal kongkrit
kehidupan masyarakat. Hal lain yang juga fundamental dan integral dengan
dialog adalah rekonsiliasi, keterbukaan terhadap keragaman, melupakan luka-
luka akibat konflik yang telah teijadi dan keseriusan membangun budaya damai
akan menjadi sarana paling efektif untuk mendukung ketahanan nasional61.
14. Permasalahan yang dihadapi
Berdasarkan pada paparan seputar kondisi pemberdayaan pemuka agama saat
ini, maka pokok-pokok permasalahan yang dihadapi saat ini adalah:
a. Lunturnya pemahaman akan nilai-nilai Pancasila. Hal ini ditunjukan
dengan munculnya kelompok-kelompok radikal yang mencoba
memaksakan ideology eksklusifnya;
61 Bdk. Ibid; bdk. Juga Prof DR. Syahrin Harahap, M.A., Op.cit., hal. 94-96.

