Page 5 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 5

33

  Mulai dari aspek materi atau substansi hukum, aspek sinergitas
 kelembagaan, kualitas aparatur (SDM), serta budaya hukum masyarakat di
 Indonesia sedang berada pada kondisi yang mengkhawatirkan. Penegakan
 supremasi hukum tidak mampu menciptakan keadilan dan kepastian
 hukum, karena lemahnya peran institusi penegak hukum yang belum
 mampu mengelola permasalahan tersebut secara komprehensif dan
 integral.

          Kondisi carut-marut penegakan hukum di Indonesia patut dicermati
dalam konsepsi Ketahanan Nasional. Tanpa adanya optimalisasi peran
institusi penegak hukum dan tegaknya supremasi hukum dalam
pelaksanaan konsepsi Ketahanan Nasional, maka tentu akan sangat sulit
untuk mewujudkan tujuan nasional. Oleh karena itu, optimalisasi peran
institusi penegak hukum menjadi sangat penting dalam konteks ini, agar
dapat meningkatkan supremasi hukum dan dapat memantapkan
Ketahanan Nasional.

         a. Im plikasi Peran In stitu si Penegak Hukum terhadap
         Supremasi Hukum.

                  Dalam era reformasi saat ini, hukum tidak lagi dijadikan
         sarana untuk menegakkan kebenaran dan keadilan, melainkan
        hukum sudah dijadikan komoditas guna membeli hal-hal yang justru
        menentang kebenaran dan keadilan itu sendiri. Institusi penegak
        hukum telah dijadikan “pasar” ataupun “gudang calo” untuk
        memperjualbelikan keadilan, menyuburkan mafia dan perilaku
        koruptif.

                  Selain itu, pelanggaran hukum dan penyalahgunaan
        wewenang semakin dilakukan secara terang-terangan dengan
        melibatkan institusi serta aparatur penegak hukum. Kondisi tersebut
        berdampak pada terjadinya degradasi peran institusi penegak
        hukum dalam penegakan supremasi hukum berdasarkan nilai-nilai
        kebenaran dan keadilan. Sebagai contoh, peranan lembaga
        peradilan dalam mewujudkan peradilan yang mandiri, tidak
       dipengaruhi oleh pihak mana pun, bersih, dan profesional belum
        berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Hal ini tercermin dari data
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10