Page 8 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 8

22

kekuatan maritim. Artinya, “Negara Kepulauan” ini harus dilihat secara
geografis dan non geografis. Pendekatan geografis dan non geografis hams
memperhatikan kondisi obyektif potensi dan hal-hal lain yang nanti dalam
proses membangun “Negara Maritirrf, akan mampu merubah Indonesia
sebagai negara kepulauan yang berorientasi ke darat, menjadi negara
kepulauan yang mendasarkan pada potensi maritim, meliputi aspek, politik,
ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Membangun negara
maritim dilakukan dengan mengubah orientasi pembangunan negara
Indonesia dari Land Based Oriented National Development menuju ke
Archipelagic Based Oriented National Development. Dengan mengubah
orientasi tersebut maka yang dibangun adalah “land, sea and the ait*' negara
Indonesia secara bersamaan, fungsional dan proporsional. Negara Indonesia
harus dilihat sebagai satu kesatuan wilayah yang terdiri atas wilayah darat, laut
dan udara dengan proporsi dan fungsinya masing-masing yang diarahkan ke
satu tujuan yaitu menjadikan negara maritim yang besar, kuat dan makmur.

        Naskah buku yang dibuat oleh Profesor DR. Dimyati Hartono, SH, lebih
membahas tentang kebijakan makro ekonomi yang mengarahkan sistem
perekonomian nasional yang berdasarkan visi sebagai negara maritim. Beliau
juga menyoroti kebijakan perekonomian nasional, namun dengan analisa dari
perspektif empat gatra saja, yaitu ekonomi, sosial budaya, politik, dan
pertahanan. Perlu dilakukan pembahasan tentang kebijakan mikro, strategi dan
upaya yang dapat lebih aplikatif untuk dilaksanakan berdasarkan tahapan
waktu (time frame) yang jelas, dalam rangka mewujudkan negara Indonesia
sebagai negara maritim guna mewujudkan ketahanan pangan. Untuk
 menghasilkan kesimpulan yang komprehensi, pembahasan juga perlu ditinjau
 menggunakan aspek Astagatra, yang meliputi Trigatra dan Pancagatra.

 b. Profesor DR Rokhmin Dahuri, dalam artikel yang dimuat di Website
 Perhimpunan Petani dan Nelayan Sejahtera Indonesia (PPNSI) pada hari
 Senln 8 Agustus 2011, menulis naskah berjudul “Membangun perikanan
 laut untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa”.

         Profesor DR Rokhmin Dahuri menyampaikan bahwa dengan total potensi
 produksi perikanan sekitar65,1 juta ton/tahun, Indonesia sejatinya bisa menjadi
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13