Page 8 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 8
- 36-
Pada tahun 2012 Kementerian Riset dan Teknologi mengeluarkan
data, bahwa sampai saat itu baru sekitar 20% hasil penelitian yang
digunakan dan diaplikasikan di industri dan masyarakat.23 Dalam
tatalaksana pemerintahan juga tidak ada pembagian yang jelas
antara penentu kebijakan, perencana kegiatan, pembuat regulasi,
pelaksana kegiatan dan pengawas kegiatan serta tidak adanya
mekanisme audit kinerja di lembaga-lembaga pemerintah, sehingga
telah menimbulkan juga terjadinya pemborosan anggaran yang
diakibatkan banyaknya riset yang hanya berorientasi pada proyek,
artinya riset yang hanya dinilai dari outputnya saja namun tidak
memiiiki outcome dalam menangani permasalahan nasional yang
lebih luas. Demikian pula partisipasi dari industri/ swasta dalam
kegiatan penelitian/ riset kurang sehingga menyebabkan anggaran
riset masih sangat tergantung pada anggaran pemerintah.
b. Belum Adanya Grand Strategi Pengembangan Industri
Berbasis Penguasaan IPTEK Nasional
Tidak efektifnya peran lembaga-lembaga riset dan teknologi di
Indonesia telah menyebabkan program riset diantara lembaga-
lembaga penelitian di Indonesia kurang bersinergi dalam
mengantisipasi permasalahan nasional yang sedang dihadapi dan
dalam memenuhi permintaan pasar. Lembaga yang bertanggung
jawab sebagai penghubung antara lembaga penelitian dengan
industri strategis tidak ada dan dukungan finansial untuk
mendorong hasil penelitian menjadi produk industri sangat kurang,
pasca dihapuskannya BPIS dan dihilangkannya peran BPPT
sebagai pembina industri strategis.
23 http://www.pikiran-rakyat.com/node/!73681

