Page 12 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 12
yang lebih terbuka terhadap bahasa dan kebudayaan Tionghoa. Keberhasilan luar
biasa dari film seri M eteor Garden di tahun 2003 merupakan bukti diterimanya dan
dalam hal ini, disambutnya kebudayaan Tionghoa.
Demikian pula organisasi Tionghoa semakin berkembang di era reformasi.
Yayasan dan organisasi yang menghimpun orang Tionghoa dari berbagai kelompok
dialek dan masyarakat Indonesia Tionghoa seperti INTI (Ikatan Indonesia Tionghoa),
PSMTI (Paguyuban Sosial Marga Tionghoa), Perkumpulan Fu Qing, dan Perkumpulan
Hakka berkembang dalam jumlah anggota dari hanya 10 atau 15 hingga mencapai 480
di seluruh Indonesia.
Meskipun partai-partai politik Tionghoa mengalami kelesuan di dasawarsa
pertama era Reformasi, orang Indonesia Tionghoa menjadi lebih aktif dalam pemilu
parlemen dan Presiden tahun 2009. Surat kabar Singapura, The Straits Times,
melaporkan bahwa paling sedikit 12 politikus etnis Tionghoa, sebagian besar berasal
dari partai sekuler nasionalis, berhasil mendapat tempat di antara 560 kursi parlemen
nasional sesudah pemilu legislative tanggal 9 April 2009, dibandingkan dengan 6 kursi
di pemilihan tahun 1999. Di samping itu, penting dicatat bahwa semua calon wakil
presiden meminta untuk bertemu dengan organisasi terbesar orang Tionghoa, INTI dan
PSMTI, yang anggotanya meliputi puluhan ribu orang. Orang Indonesia Tionghoa juga
datang berduyun-duyun memberikan suara mereka pada pemilu presiden untuk
menggunakan hak pilih mereka pada tanggal 8 Juli, 2009.
Konferensi juga diselenggarakan berkala untuk memberikan kesempatan diskusi
terbuka dan untuk memahami keadaan orang Indonesia Tionghoa. Konferensi ini
dihadiri baik oleh orang Indonesia Tionghoa maupun pribumi. Pembicara di seminar
terdiri atas jurnalis, ahli ekonomi, ahli sejarah, pengusaha, dan cendekiawan, serta
pimpinan diselenggarakan oleh INTI. Mereka membahas tentang penempatan ulang
peran organisasi Tionghoa. Pertemuan ini diminati orang dan biasanya dihadiri ratusan
peserta. Dua contoh judul seminar seperti ini adalah “Indonesia Tionghoa dalam
Pembangunan Bangsa di Era Reformasi dan Otonomi” dan “Peran Etnis Tionghoa
dalam Sejarah Indonesia”.
26

