Page 12 - Perpustakaan Lemhannas RI

14

(kewilayahan) dan dimensi pemikiran fenomena (pemanfaatan) dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bemegara yang tercermin dalam
peraturan pemndang-undangan yang ditaati dan dilaksanakan sebagai
cerminan dari tata-laku. Pemahaman terhadap kedua dimensi pemikiran
tersebut akan lebih memahami ietak geografi Indonesia yang terdiri dari
ribuan pulau, memberikan anugerah pada bangsa dengan kekayaan suku,
ras dan budaya yang beragam. Keragaman tersebut tidak menjadikan
adanya perpecahan, justru menjadikan bangsa Indonesia kaya akan
budaya dan terekat dalam slogan Bhineka Tunggal Ika sebagaimana
tertulis dalam Kitab Sutasoma, karya Mpu Tantularyang setiap saat dapat
kita lihat pada pita yang dicengkeram kaki Burung Garuda Pancasila,
Lambang Negara Republik Indonesia.

Wawasan Nusantara sebagai landasan visional merupakan acuan
cara berpikir bangsa Indonesia dalam menghadapi masalah, dan upaya
penyelesaian dengan memandang kondisi keragaman bangsa ini
berdasarkan Pancasila dan UUD NRI 1945 dalam suatu kondisi dunia
yang dinamis. Seluruh lapisan masyarakat bersama-sama dengan
pemerintah senantiasa menyadari konsep tersebut agar tidak mudah
terhasut oleh pihak-pihak yang menginginkan terpecahnya bangsa ini,
baik terhadap ancaman dari dalam maupun dari luar. Kesadaran warga
negara akan keragaman sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
pemerintah dalam mengaktualisasikan pembangunan hukum yang
bersumber dari keragaman nilai dan kebiasaan adat yang tumbuh dan
berkembang di seluruh bagian nusantara dan tidak terlepas dari
penyerapan hukum dan kebiasaan intemasional yang telah diakui di
seluruh dunia. Pembaruan hukum di Indonesia diharapkan dapat berjalan
seiring dengan kemajuan dan perkembangan jaman yang selalu
mendahului pembangunan hukum itu sendiri. Pembaruan hukum yang
berhasil akan membantu dan mendukung pemerintah dalam menjalankan
fungsi dan perannya sebagai penyelenggara negara agar lebih efektif dan
akhimya dapat mewujudkan tujuan negara yang selalu dicita-citakan
bangsa ini.