Page 10 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 10

38

              Hal ini merembet kepada penataan sistem dan kebijakan ekonomi
       yang tidak memperhatikan aspirasi daerah menghasilkan kesenjangan
       yang berimplikasi kepada kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu,
       arus deras urbanisasi penduduk desa atau daerah ke kota atau pusat
       tidak dapat dibendung karena sempitnya kesempatan di daerah sebagai
       akibat pengembangan ekonomi di kawasan perkotaan. Pengingkaran
      terhadap kebutuhan untuk diakui atau dihargai merupakan akar dari
       ketimpangan berbagai bidang kehidupan yang berpotensi menimbulkan
       perlawanan dari pihak termarjinalkan menjadi sebuah konflik.

              Sebab selama pemerintahan orde baru ada kecenderungan untuk
      memaksakan penyeragaman dengan alasan untuk kepentingan
      persatuan dan kesatuan. Kecenderungan yang sudah berjalan sekitar 32
      tahun tersebut tentu sudah mejadi corak kehidupan sosio-kultural
      masyarakat yang mapan. Program pemerintah di era reformasi dengan
      melaksanakan otonomi daerah merupakan langkah tepat. Dengan
      dikembangkannya otonomi akan memberikan ruang kepada daerah
      untuk mengembangkan budaya dan kesejahteraan di wilayahnya.

      d. Masih adanya sikap intoleran masyarakat dalam menyikapi
       perbedaan :

              Sikap yang menjunjung tinggi toleransi, bennanfaat dalam
       mewujudkan perdamaian di masyarakat yang beragam Toleransi
       merupakan suatu sikap seseorang untuk menerima orang lain itu sebagai
       pribadi yang berbeda.34 Toleransi ini tidak hanya diperlukan pada tataran
       konseptual, justru berguna pada tataran operasional dan implementasi.
       Pemerintah membangun toleransi terhadap perbedaan melahirkan sikap
       toleransi semu, karena dominasi negara yang kuat dalam memaksa
       melalui penyeragaman. Hal ini terjadi, karena pada saat itu masa Orde
       Baru telah melakukan monopoli interpretasi terhadap perbedaan.

^Syafiq A. Mughni, M.A., Pendidikan Berbasis Multikulturalisme, Prolog dari Buku Pendidikan
Multikultural, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2014 halaman vii -x v .
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15