Page 11 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 11
integrasi nasional di perbatasan tetap terjaga dengan baik. Kondisi di
perbatasan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
Di perbatasan darat RI-Malaysia di Kalim antan, sejumlah
pem uda sejak tahun 2007 diketahui telah menjadi anggota param iliter
M alaysia, Askar W ataniah, sehingga para pemuda tersebut seharusnya
sudah kehilangan kew arganegaraannya, karena seorang warga negara
RI tidak dibenarkan memasuki dinas m iliter negara lain. Di perbatasan
ini juga sering terjadi pelanggaran lintas batas, penyeludupan, dan
berbagai tindakan m elanggar hukum lainnya.
M asyarakat Indonesia yang ada di perbatasan di Kalim antan
Barat m aupun Kalim antan Tim ur lebih banyak berpaling ke Malaysia
dalam m em enuhi kebutuhan sandang dan pangan karena harga-harga
kebutuhan pokok tersebut lebih murah di Malaysia dibandingkan
dengan yang berasal dari dalam negeri. Selain itu m asyarakat di
perbatasan banyak yang bekerja dan berusahan di wilayah Malaysia.
Hal-hal ini m enjadi m asalah bagi Indonesia dikaitkan dengan persoalan
integrasi nasional di perbatasan.
Di perbatasan RI-Papua Nugini di Papua, kondisinya berbeda
dengan perbatasan RI-M alaysia. Perbatasan RI-Papua Nugini relatif
Indonesia lebih beruntung karena wilayah perbatasan di sisi Indonesia
jauh lebih baik dibandingkan dengan Papua Nugini. Sejum lah rakyat
Papua Nugini bahkan "m enguasai" tanah di daerah RI dengan alasan,
tanah itu adalah tanah adat m ilik mereka.
Selain itu sejum lah warga negara RI m enyeberang ke Papua
Nugini "m em inta suaka politik", dan setelah tinggal di sana untuk
jangka waktu yang lam a, mereka kem bali ke Papua karena kehidupan
m ereka tidak lebih baik di Papua Nugini. Keadaan ini juga m enandakan
rendahnya kesadaran bernegara, yang juga m enggam barkan rentannya
m asalah integrasi nasional di daerah perbatasan.
Pada sisi lain, gerakan separatis Organisasi Papua Merdeka
(OPM ) sering m enggunakan daerah perbatasan sebagai "daerah
27

