Page 7 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 7
termasuk ormas Islam seperti N U dan Muhammadiyah sehingg terjadi sinergi
yang kuat antara kedua komponen tersebut.
c. A M Hendripriyono, dalam bukunya “Terorisme, Fundamentalis Kristen,
Yahudi, Islam, (2009), memberikan analisis mengenai terorisme sebagai
ancaman bagi ketahanan nasional dan kemanusiaan.19 Khususnya dalam
kaitan dengan ketahanan ideologi nasional Pancasila, Hendropriyono
mengatakan bahwa ideologi radikal telah “mempengaruhi eksistensi ideologi
nasional pada era reformasi dewasa ini.”20 Terutama ideologi yang
bersumber pada pemahaman keagamaan, ia “senantiasa mendasarkan atas
kebenaran wahyu Tuhan.” Hal ini merupakan tantangan dan sekaligus
ancaman terutama bagi sila pertama dan sila kedua Pancasila yang
merupakan landasan keberadaan bangsa dan negara Rl. Untuk itu
ketahanan ideologi harus debangun dengan dengan memberikan bobot
kepada ulocal wisdom” (kearifan lokal) melalui berbagai program pemecahan
masalah rakyat.
Preskripsi dari Hendropriyono secara teoritis dan konseptual memiliki
validitas yang kuat, namun memerlukan elaborasi pada tingkat kebijakan
publik. Dikaitkan dengan program deradikalisasi terorisme, maka upaya
netralisasi ideologi radikal tidak hanya ditujukan kepada para teroris atau
yang berpotensi menjadi teoris serta para mantan teroris, tetapi juga kepada
kelompok masyarakat yang memiliki posisi strategis, seperti masyarakat sipil
Indonesia (M SI).
Dari tinjauan pustaka di atas dapat disimpulkan bahwa diperiukan suatu
rumusan kebijakan deradikalisasi yang lebih komprehensif di Indonesia yang
dapat memberikan kontribusi kepada upaya penanggulangan terorisme
secara lebih komprehensif, terutama dari sisi pendekatan kekuatan lunak
( soft power). T A S K A P ini dimaksudkan untuk melengkapi kekurangan
tersebut dengan memberikan masukan-masukan terkait dengan kebijakan,
strategi dan upaya-upaya pengembangan dan sosialisasi program
deradikalisasi di lingkungan masyarakat sipil.
^Hendropriyono, AM , op.at., hal. 341-429.
20op.cit., hal. 363.
23

