Page 8 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 8

38

mengoptimalkan produksi umbi-umbian belum ada karena demand di
pasaran juga belum muncul. Apalagi, selama ini umbi-umbian hanya
dikenal sebagai snack. Hal ini disebabkan karena kebijakan
pengembangan komoditas pangan, termasuk teknologinya hanya
terfokus pada beras, dan telah mengabaikan potensi sumber-sumber
pangan lainnya.

d. Kurang terdukungnya kesiapan sarana infrastruktur di

daerah.  Peran Infrastruktur sebagai salah satu komponen fisik

yang sangat berperan dalam pencapaian produk pangan lokal.

Terdapat korelasi yang signifikan antara kondisi infrasruktur dengan

pencapaian produk pangan lokal. Dalam hal ini yang termasuk pada

infrastruktur adalah prasarana transportasi (jalan, jembatan, bandara,

terminal, jalan kereta api, pelabuhan, stasiun dan lain-lain) prasarana

sember daya air yang digunakan untuk menunjang secara langsung

usaha pertanian (bendungan, saluran irigasi, drainase dan lain-lain),

prasarana energi (pembangkit listrik, transmisi tegangan tinggi, jaringan

distribusi), prasarana telekomunikasi dan lainnya.

Pada saat sekarang ini, kondisi infrastruktur di berbagai daerah

masih sangat memprihatinkan. Secara lebih spesifik, kondisi beberapa

infrastruktur fisik dasar yang penting, yang berperan langsung kepada

sekor pertanian dan perkebunan, mencakup sub sektor jalan raya,

transportasi darat dan laut, irigasi mulai memprihatinkan sejak era

reformasi pada tahun 1998 sampai saat sekarang. Berdasarkan data

Bappenas, irigasi di Indonesia tercatat mampu mengairi sebanyak 7,22

juta hektar, terdiri dari 2,31 juta hektar di wilayah pusat, dan 4,91 juta

hektare wilayah daerah. Dari jumlah itu, kerusakan irigasi di wilayah

pusat seluas 1 juta hektar atau sekitar 40 persen dan kerusakan di

daerah mencapai 60 persen atau mencakup 2,68 juta hektar.34

34 Kompas tanggal 1 Agustus 2012, h. 15 Tentang Pilar Ketahanan Pangan Indonesia,ibid.
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13