Page 9 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 9

39

e. Terbatasnya kualitas sumber daya manusia serta teknologi
 pangan yang terkait produk pangan lokal. Umumnya hasil pertanian
produk pangan lokal bersifat musiman, mempunyai mutu beragam,
mudah rusak dan mempunyai kekhasan lokal. Karena itu diperlukan
penanganan yang sesuai dengan jenis produk dan karekteristik khas
yang sesuai, dan untuk itu diperlukan pengetahuan teknologi pangan
yang sesuai pula. Pendekatan ini mempunyai nilai strategis dalam
pengembangan produk pangan, karena ada keterkaitan yang erat
antara knowledge, technology, people, dan environment, sehingga
pada akhirnya tidak terlalu sulit untuk mengintroduksikan produk
pangan "baru" hasil proses pengembangan. Produk pangan yang
dikembangkan dengan basis potensi lokal bisanya mempunyai tingkat
kesesuaian yang baik dengan preferensi konsumen, dan berpotensi
untuk menjadi unggulan ciri khas daerah, namun hal ini terkendala
dengan masih rendahnya sumber daya manusia dan teknologi di
bidang pertanian.

         Rendahnya kualitas sumber daya manusia di bidang pertanian
dan teknologi pangan terlihat dari hasil pertanian Indonesia yang tidak
cukup kompetitif sehingga berdampak pada munculnya kerawanan
pangan dan meningkatnya impor pangan. Banyak pihak menilai bahwa
buruknya mutu sumber daya manusia di sektor pertanian merupakan
akibat dari apresiasi Pemerintah yang rendah. Rendahnya sumber daya
pertanian kita, misalnya, petani tidak memperoleh akses informasi yang
cukup. Hal ini dapat terlihat seperti pada saat terjadi kekeringan hingga
petani tak tahu apa yang harus diperbuat. Mereka terpaksa
membendung sungai dan berusaha sekuat tenaga mendapatkan air
akibat informasi cuaca tidak diterima secepatnya. Di banyak negara,
unit-unit pemrakira cuaca berada dekat dengan para petani. Mereka
akan melaporkan setiap saat perubahan yang terjadi. Petani akan
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14