Page 10 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 10
54
mana kemiskinan dengan intensitas tinggi berada di sektor
pertanian (2 kali lebih tinggi dibandingkan sektor lain).
4) Pengalihan fungsi lahan sawah terus berlangsung
dengan percepatan tinggi. Bersamaan dengan itu, fragmentasi
lahan karena hukum waris terus berjalan. Di samping itu
pengelolaan pertanian yang dilaksanakan oleh para petani di
Indonesia masih bersifat tradisional.
5) Prasarana irigasi kurang berfungsi secara efisien karena
yang rusak dan tidak terawat, sementara alokasi dana operasi
dan pemeliharaan masih jauh di bawah kebutuhan optimal.
6) Ketersediaan sarana produksi ( terutama pupuk ) tidak
tepat dalam hal tempat dan waktu, sehingga efisiensi
penggunaan sarana produksi ini menjadi berkurang. Terkadang
pada periode tertentu ditemukan kelangkaan pupuk, diakibatkan
belum sempurnanya distribusi pupuk.
7) Kondisi petani sebagian besar berskala kecil, dengan
luas pemilikan lahan hanya 0,3 hektar, di mana 70 persen di
antaranya termasuk golongan masyarakat miskin. Sedangkan
dari pendapatan rumah tangga, hanya mencapai 30 persen
terhadap total pendapatan keluarga dan sekitar 60 persen petani
adalah net consumer beras.
8) Laju pertumbuhan penduduk sekitar 1,48 % per tahun
sehingga mengakibatkan jumlah penduduk yang besar, namun
belum diimbangi dengan ketersediaan pangan yang mencukupi
dan konsumsi beras dalam pola konsumsi pangan masih tinggi.
Berkaitan dengan pembahasan perkembangan lingkungan strategis di
atas, maka upaya agar optimalisasi produk pangan lokal kiranya perlu segera
direalisasikan. Dengan demikian pengoptimalan produk pangan lokal yang
diharapkan dapat dirumuskan sebagaimana pembahasan pada bab
selanjutnya.