Page 6 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 6

36

        integritas yang ditunjukkan oleh pimpinan partai politik. Publik menjadi tidak
        percaya bahwa parpol mampu menjalankan fungsi representasi, intermediasi
        dan artikulasi kepentingan mereka sebagai konstituen. Survei menunjukkan,
        50,9 persen responden menyatakan cara memilih anggota DPR/DPRD yang
        ada sekarang mendorong wakil rakyat lebih mewakili kepentingan parpol dari
        kepentingan pemilih. Padahal, 61,3 persen responden meyakini bahwa
        keinginan partai belum tentu mewakili kepentingan pemilih. Hanya 11 persen
        responden yang menyatakan bahwa Parpol adalah lembaga yang paling bisa
        menyuarakan kepentingan rakyat, kalah dari media massa yang dipercaya
        oleh 31 persen responden. Selanjutnya, 52 persen responden yakin parpol
        hanya mewakili kelompok tertentu, bukan mewakili pemilihnya.23 Kondisi
        tersebut menunjukkan adanya persoalan krusial terkait dengan efektivitas
        rekrutmen dan mekanisme kaderisasi di tubuh partai politik, sehingga
        diperlukan evaluasi dan koreksi secara menyeluruh, guna mengembalikan
        khittah partai politik sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam
        menjalankan kaderisasi pemimpin pusat maupun daerah, terutama figur-figur
        yang memiliki visi, kemampuan dan political will untuk meningkatkan
        ketahanan pangan nasional.

         c. Rendahnya Integritas Moral dan Etika Kepemimpinan Nasional di
         Daerah.

                  Pola kepemimpinan saat ini yang semakin formalistik telah
        menyebabkan seorang pemimpin dengan masyarakat yang dipimpinnya
        memiliki jarak yang semakin menjauh. Kegagalan elite dan pimpinan
         nasional di daerah menampilkan integritas dan nilai-nilai keteladanan
        akhirnya menjadi preseden buruk bagi masyarakat. Bukan hanya dalam
        aspek hilangnya respek, tapi kondisi ini telah mengakibatkan rusaknya sendi-
         sendi kehidupan masyarakat yang lebih luas, sehingga akan berkembang
         sikap apatis, individualistik, hedonistik, dan permisif dalam masyarakat akibat
         perilaku para elite pemimpinnya.

                  Para kepala daerah dan anggota DPRD belum mampu memahami
         kultur masyarakat Indonesia yang masih didominasi oleh pola paternalistik,

23 Legitimasi Demokratik Wakil Rakyat: Partai, DPR dan DPD, Sebuah Legitimasi Temuan Survei
Tahun 2007 dan 2008 Lembaga Survei Indonesia. Dikutip dari http://www.parlemen.net/2008.
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11