Page 6 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 6
34
Orientasi pembangunan masa lalu lebih difokuskan pada wilayah
daratan (mainland) dan belum diarahkan pada potensi kelautan yang
bertabur pulau-pulau sebagai pengerat nasionalisme wawasan
nusantara, menunjukkan masih belum optimalnya implementasi
wawasan nusantara, rendahnya komitmen dan political will dari
pemerintah dalam konservasi sumberdaya ikan.
Dalam pelaksanaan peraturannya pun, sistem perundangan yang
bersifat pengaturan pelaksanaan pembangunan di Indonesia menganut
sektoral. Artinya suatu produk UU pada umumnya mengatur sektor,
kemudian dijabarkan oleh PP, Perpres dan Permen yang sifatnya
sektoral. Suatu masalah yang memerlukan konsolidasi kewenangan
antar Lembaga setingkat Kementerian, biasanya diatur dalam PP,
Perpres atau SKB Menteri, namun prakteknya sulit, karena ego sektoral
masih sangat menonjol.
f. Ekonomi. Pengelolaan wilayah peisisr dan pulau-pulau kecil dalam
tataran pembangunan nasional saat ini masih menghadapi banyak
tantangan, diantaranya tidak optimalnya kontribusi sektor kelautan dan
perikanan terhadap pendapatan produk domestik bruto (PDB) dari hasil
perikanan, jasa kelautan dan jasa lingkungan. Tidak optimalnya
penyerapan tenaga kerja pada bidang pemanfaatan sumberdaya
kelautan dan perikanan, industri pengolahan hasil kelautan dan
perikanan, upaya konservasi kawasan perairan yang masih tidak
optimal serta belum mendukung terciptanya pemanfaatan konservasi
untuk jasa lingkungan.
Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sub-sektor perikanan
tangkap selama periode 2005 - 2009 menunjukkan hasil yang sangat
memuaskan, dengan rata-rata lebih dari 60 % per tahun. Namun upaya
ini belum diikuti pemasukan negara yang secara kasat ditunjukkan dari
penerimaaan sektor pemanfaatan jasa lingkungan dan konservasi
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Pemanfaatan jasa lingkungan
yang diperoleh dari aktivitas wisata pesisir dan perairan, masih samar
dan belum dihitung secara rigid sebagai masukan negara bukan pajak
dari sektor kelautan dan perikanan.
Kondisi masyarakat nelayan artisanal dengan pemahaman pengelolaan
wilayah/kawasan minim konservasi menyebabkan menurunnya hasil