Page 6 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 6

36

  sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana,
 yaitu pengembangan morai, kecerdasan, em osionai / artistik,
 keprigelan, dan jasmani. Segi tujuan pendidikan, kurikulum 1968
 ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan
 sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan ketrampilan jasmani, moral,
 budi pekerti, dan keyakinan beragama.

          Daiam Kurikuium 1975 menggunakan pendekatan Prosedur
 Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), mengarah kepada tercapainya
tujuan spesifik, yang dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku
siswa. Pada kurikulum 1975 fokus pelajaran pada matematika, Pancasila dan
kewarganegaraan. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari
mengamati sesuatu, mengeiompokkan, mendiskusikan, hingga meiaporkan.
Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student A ctive
Learning. Banyak siswa tidak mencapai kompetensi yang diharapkan sehingga
muncul sindiran, CBSA = cah bodo saya akeh (anak yang bodoh semakin
banyak).

         Kurikuium i9 9 4 dibuat sebagai penyempurnaan kurikuium
1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari
pemberlakukan kurikulum 1994.

14. Permasaiahan yang ditemukan.

         Dari uraian di atas maka permasalahan yang ditemukan dapat
    dirumuskan sebagai berikut:

        a. Semangat Kebangsaan yang Makin Memudar.

                  Bahwa semangat nasionalisme bangsa Indonesia teia'n terbukti
        menjadi kekuatan yang sangat dasyat dalam mengusir penjajahan,
        sampai dengan menghantarkan bangsa Indonesia kepada proklamasi
        kemerdekaan. Demikian pula dengan masa-masa perjuangan,
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11