Page 13 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 13
27
lebih buruk ketimbang negara-negara yang sumber daya alamnya
langka.
Pemikiran bahwa SKA lebih bisa digolongkan sebagai kutukan
alih-alih anugerah ekonomi mulai muncul pada tahun 1980-an. Teori
kutukan sumber daya ini pertama dikenalkan oleh Richard Auty di tahun
1993 untuk menjelaskan bagaimana negara-negara yang SKA-nya
berlimpah tidak mampu memanfaatkan kekayaan tersebut untuk
mendorong ekonomi mereka dan bagaimana mereka mengalami
pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat daripada negara-negara yang
SKA-nya sedikit.16 Beberapa penelitian, termasuk oleh Jeffrey Sachs dan
Andrew Warner, telah memperlihatkan hubungan antara keberlimpahan
sumber daya alam dengan lambatnya pertumbuhan ekonomi.17
4. Teori Competitive Advantage (Keunggulan Kompetitif)
Ketika membicarakan teori ini, banyak pihak yang merujuk kepada,
pakar dari Harvard University, Michael Porter yang melihat bahwa ada
kondisi-kondisi tertentu yang dapat membuat suatu organisasi mampu
memenangkan persaingan dibanding organisasi lainnya, yakni yang
disebut sebagai keunggulan kompetitif.18 Keunggulan Kompetitif adalah
teori yang merujuk pada kemampuan sebuah organisasi untuk
memformulasikan strategi yang menempatkannya pada suatu posisi
yang menguntungkan dalam hubungannya dengan organisasi yang
lain.19
Kemudian di dalam Kamus umum Bahasa Indonesia yang disusun
oleh Badudu dan Zain disebutkan bahwa keunggulan kompetitif bersifat
16 Richard M. Auty, 1993, Sustaining Development in Mineral Economies: The Resource Curse
Thesis, Routledge, London.
17 Jeffrey D Sachs, Andrew M. Warner, 1995, Natural resource abundance and economic
growth, NBER Working Paper 5398.
Ys Robert E. Ankli, (n.d.) Michael Porter’s Competitive Advantage and Business History,
University of Guelph.
19 Hessel Nogi S. Tangkilisan, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia Birokrasi Publik,
Yayasan Pembaruan Administrasi Publik Indonesia, Lukman Offset, Yogyakarta.