Page 11 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 11

25

perencanaan seperti yang telah dibahas sebelumnya. Substansi kedua
adalah terciptanya alternatif yang lebih banyak secara sah. Hal ini dapat
diartikan bahwa pembangunan hendaknya berorientasi kepada
keberagaman dalam seluruh aspek kehidupan. Mekanismenya menuntut
kepada terciptanya kelembagaan dan hukum yang terpercaya yang
mampu berperan secara efisien, transparan, dan adil. Substansi ketiga
mencapai aspirasi yang paling manusiawi, yang berarti pembangunan
harus berorientasi kepada pemecahan masalah dan pembinaan nilai-
nilai moral dan etika umat manusia.

2. Teori tentang Natural Resources management (Pengelolaan
    Sumber Daya Alam)

     Pengelolaan Sumber Kekayaan Alam (SKA) yang optimal
membutuhkan sebuah pemahaman yang luas dimana pengelolaan SKA
harus memperhatikan aspek efisiensi, edukasi serta eksploitasi yang
bertanggung jawab terhadap lingkungan. Untuk kemudian dilanjutkan
dengan aktivitas rehabilitasi lingkungan di bekas lokasi eksploitasi
pertambangan. Hal tersebut didasari oleh fakta empiris sebagai hasil dari
kajian akademik bahwa suatu wilayah yang memiliki kekayaan alam
yang melimpah tidak serta-merta akan menjamin kesejahteraan
penduduk yang hidup di wilayah tersebut, apalagi jika eksploitasi yang
dilakukan hanya berorientasi untuk mengambil keuntungan jangka
pendek dan tidak mengindahkan aspek-aspek penting tersebut.

    Cendekiawan terkemuka Jeffrey Sachs dan Andrew Warner
menyebutkan bahwa tidak sedikit negara-negara dengan SKA yang
melimpah justru memiliki kecenderungan untuk lambat dalam
pertumbuhan ekonomi jika dibandingkan dengan negara-negara yang
miskin sumber kekayaan alam. Sebaliknya negara-negara yang memiliki
SKA yang terbatas justru mampu menunjukkan performa tertingginya
dalam pembangunan ekonomi, dan mengungguli negara-negara dengan
SKA yang melimpah. Berdasarkan hasil temuan di atas, seharusnya
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16