Page 12 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 12
93
rangka memadukan tindakan yang haraus dilakukan di
lapangan ketika sebuah peristiwa konflik terjadi. Sosialisasi
juga bertujuan untuk media saling mengenal sehingga
memudahkan komunikasi dan koordinasi di kemudian hari
sesuai dengan kebutuhan. Demikian pula pada tingkat
provinsi dan kabupaten atau kota, sosialisasi dilakukan oleh
tim terpadu dari pusat kepada instansi terkait, yang
pelaksanaannya juga secara bersama-sama.
3) Melakukan simulasi SOP penanganan konflik yang dilakukan
secara periodik sesuai peran, tugas, dan tanggung jawab
masing-masing. Pelatihan berupa simulasi adalah alat untuk
meningkatkan kemampuan para petugas di lapangan. Melalui
simulasi, maka para petugas yang terlibat akan dihadapkan
pada skenario latihan yang dibuat sedemikian rupa identik
dengan peristiwa konflik sosial sebenarnya. Secara mental
dan kemampuan, para petugas yang terlibat akan terlatih
dengan baik melalui metode simulasi ini. Materi simulasi
adalah SOP yang telah disusun sebelumnya. Simulasi SOP
akan membiasakan para petugas yang akan menangani
konflik secara langsung di lapangan. SOP yang sudah
tersusun secara periodik rutin untuk dilatihkan sesuai dengan
tingkat kebutuhan masing-masing dan dilaporkan
perkembangannya. Latihan tidak saja dilakukan secara
internal, latihan dapat dilakukan secara terpadu guna
penyamaan persepsi dan meng-update perkembangan terkini
permasalahan, potensi dan pola-pola konflik sosial. Pada
tingkat pusat yaitu Kemenkopolhukam berkewajiban untuk
memonitor, serta mengevaluasi setiap pelaksanaan pelatihan
yang dilakukan untuk mengukur sejauhmana
ketanggapsegeraan serta ketajaman instansi yang berwenang
dalam penanganan konflik sosial. Dukungan anggaran berikut
sarana dan prasarana latihan, dikomunikasikan guna