Page 7 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 7

23

yang sejati bukan hanya berdasarkan toleransi, melainkan berdasarkan
penghargaan atas hak asasi manusia. Istilah “toleransi" sendiri
mengandung pengertian negatif, yaitu membiarkan sesuatu yang kurang
baik. Dalam hal agama, toleransi berarti penganut agama tertentu bersikap
lapang dada dan menerima perbedaan dengan penganut agama lain,
walaupun perbedaan itu dipandang sebagai sesuatu yang kurang baik.

          Sikap seperti itu tidak memadai untuk kehidupan beragama yang
benar-benar harmonis. Harmoni yang sejati haruslah berdasarkan sikap
saling menghormati atas hak masing-masing. Sebagaimana dikatakan
Mustopo, Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas
Dakwah IAIN Mataram, dalam menyikapi pluralisme beragama, sikap yang
seyogyanya diambil seseorang adalah memahami agama lain berdasarkan
standar penganut agama itu sendiri serta memberi peluang baginya untuk
mengartikulasikan keyakinannya secara bebas.12

          Kehidupan beragama yang harmonis harus kita jaga agar tidak
terjadi konflik antar-umat beragama. Kita harus bisa hidup dalam
kedamaian, tolong-menolong, dan tidak bermusuhan, agar agama bisa
menjadi pemersatu bangsa Indonesia, yang secara tidak langsung
memberikan stabilitas dan kemajuan.

          Dalam pluralisme, hak untuk berbeda tidak bisa diganggu. Semua
orang, siapapun dia dan dari manapun asalnya, memiliki hak untuk
berbeda sebagai hak dasar. Ini adalah bagian dari hak asasi.

         Dalam teori multikulturalisme, hak untuk berbeda sering dikategorikan
sebagai bagian dari diversitas kultural. Bhiku Parekh mengkategorikan
diversitas kultural dalam tiga aspek, yaitu:

         a. Hak untuk berbeda dalam konteks diversitas subkultural merujuk
              pada sekelompok masyarakat dari budaya yang sama, tetapi
              dalam kehidupan sehari-hari menghadapi corak dan cara hidup
              yang berbeda. Perbedaan seperti ini ditemukan dalam kelompok
              para nelayan, tukang ojek, atau seniman.

         b. Hak untuk berbeda dalam terang diversitas perspektival merujuk
              pada kelompok orang yang bersikap kritis terhadap segala

12Suprapto, "Pluralitas, Konflik, dan Kearifan Dakwah*
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12