Page 13 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 13

27

menjadikan negara sebagai sarana perjuangan mewujudkan cita-cita
bangsa, untuk menjadi negara besar dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan UUD NRI
1945. Paska reformasi 1998, Pancasila seolah-olah diabaikan sebagai
landasan pemikiran, dasar negara, ideologi maupun falsafah hidup dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sehingga kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dirasakan sudah jauh dari nilai-
nilai Pancasila. Secara harfiah, mungkin masih banyak yang hafal kelima
sila dari Ketuhanan Yang Maha Esa sampai Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia. Masalahnya adalah bahwa semua itu hanya tinggal
sebatas retorika. Kenyataan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara dewasa ini menunjukan bahwa sila demi sila Pancasila
sudah tidak dihayati sebagian masyarakat Indonesia, karena dianggap
merupakan indoktrinasi penguasa masa orde baru serta meningkatnya pola
hidup konsumerisme akibat derasnya pengaruh budaya asing. Hal ini dapat
dilihat dari indikasi yang terjadi seperti penyelenggara Negara dan aparatur
pemerintah yang tidak malu lagi melakukan korupsi, warga masyarakat
antar kampung yang saling serang hanya perbedaan keyakinan dan batas
wilayah, dll. Menurunnya keteladanan para pemimpin tersebut, dapat dilihat
dari data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)
pada awal tahun 2013 yang menyampaikan bahwa terdapat 290 orang dari
530 orang pejabat Kepala Daerah (Gubemur, Bupati dan Walikota) terlibat
dalam tindak pidana korupsi.

          Saat ini sebagai ideologi negara, Pancasila masih cenderung
sebagai pengetahuan saja, belum menjadi pedoman berperilaku sebagian
 besar masyarakat Indonesia. Minimnya keteladanan pengamalan
 Pancasila dari para pemimpin bangsa menjadi salah satu sebabnya. Para
 pemimpin umumnya secara teori tahu tentang nilai-nilai Pancasila. Namun
 dalam implementasinya ketika ditanya tentang isu-isu sensitif, seperti
 perlindungan terhadap kaum minoritas dan aksi kekerasan dengan alasan
 tertentu, jawabannya sering kali berbeda. Besarnya perbedaan peng-
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18