Page 12 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 12

Selama berlangsungnya Pemilu Sri Lanka pada November 2005,
LTTE memboikot pelaksanaan pemilu dengan membom sejumlah wilayah
timur dan utara Sri Lanka dan mengakibatkan ketiadaan pemilih pada
wilayah tersebut.LTTE juga berusaha keras mencegah etnis Tamil ,yang
mendiami wilayah Timur yang menjadi daerah kekuasaan LTTE, untuk
menggunakan haknya dalam pemilu.

          Pada akhir tahun 2005, LTTE melakukan sejumlah penyergapan dan
serangan yang menewaskan lebih dari delapan38 tentara Angkatan Darat
dan Laut Sri Lanka.Peristiwa tersebut menandakan bahwa situasi gencatan
senjata sedang dalam keadaan kritis. Pada Desember 2005 hinga Januari
2006, lebih dari 150 orang tewas terbunuh, dan sebagian besar korban
merupakan warga sipil. Pasukan keamanan Sri Lanka telah merespon
serangan LTTE dengan langkah-langkah keamanan yang ekstrim.

          Selama November-Desember 2005, setidaknya sepuluh orang
dilaporkan hilang setelah ditangkap oleh pasukan keamanan di bagian utara
Sri Lanka.Kemudian pada 19 Desember, pasukan keamanan menanggapi
demonstrasi pelemparan batu dari Universitas Jaffna dengan menembakkan
peluru tajam kepada para demonstran yang mengakibatkan beberapa korban
mengalami luka-luka.Pemerintah juga melakukan penjagaan dan operasi
pencarian di Kolombo, menangkap dan menahan ratusan orang Tamil pada
akhir Desember. Hingga pada tanggal 2 Januari pasukan keamanan diduga
menembak dan menewaskan lima siswa SMA diTrincomalee.

          Kantor SLMM di Batticaloadi bom39pada 13 Januari, dan misi operasi
di Trincomalee untuk sementara ditangguhkan karena kekerasan yang
semakin meningkat. Organisasi misi tersebut mengeluarkan serangkaian
pernyataan pada bulan Desember dan Januari, berulang kalimeningkatkan
kekhawatiran tentang meningkat ketegangan dan kemungkinan penuh-skala
kembali ke perang. Ketegangan mereda pada akhir Januari 2006, ketika

^Amnesty International Concerned about Escalation of Violence, public statement, January
11, 2006.
33 Perjanjian Gencatan Senjata dan Terancamnya Proses Perdamaian, press release, 29
December, 2005.

                                                          42
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17