Page 11 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 11

77

oleh aparat penegak hukum seperti KPK dan investigasi
media massa.

3) Partai politik harus memiliki mekanisme internalisasi
ideologi kepada para kadernya dan lebih selektif dalam
menyeleksi calon untuk mencegah terjadinya fenomena kader
instan. Mekanisme ini dapat dilakukan partai politik melalui
proses pendidikan dan pelatihan baik dalam jangka pendek,
jangka menegah dan jangka panjang.

         Internalisasi ideologi ini sangat diperlukan agar para
kader partai politik memahami konsensus dasar kebangsaan
atau 4 (empat) pilar kebangsaan yaitu Pancasila, Undang-
Undang Dasar NRI tahun 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal
Ika dan UU paket politik sebagai payung hukum bagi proses
maupun perilaku politik serta memahami pentingnya peran
partai politik dalam sistem politik demokrasi.

         Merujuk pada contoh kasus yang dipraktikkan di China,
kader partai politik harus dilatih di dalam sekolah partai jika
mereka ingin mencetak kader yang ideologis. Proses
pelatihan kader harus merupakan upaya yang terpadu,
sistematis, dan berkesinambungan, bukan lagi bersifat
parsial, tentatif, ataupun ad hoc.

         Di dalam sekolah partai, para kader akan diberikan
pemahaman dasar mengenai teori, baru kemudian dilepas
untuk terjun ke dalam masyarakat Tugas mereka saat terjun
ke masyarakat adalah menemukan masalah-masalah yang
terjadi di sana dan menemukan solusinya. Selanjutnya,
setelah lulus dari sekolah partai, penempatan jabatan di
struktur partai akan ditentukan berdasarkan pencapaian yang
telah dijalani selama sekolah partai, bukan lagi karena faktor
popularitas dan kekuatan modal finansial semata.

         Pola ini dapat diaplikasikan untuk melakukan
penyaringan terhadap banyaknya kader instan yang muncul
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16