Page 11 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 11
25
TEUs/tahun. Ketika kapasitas optimum tingkat penggunaan
stacking yard pelabuhan yang dikelola oleh PT. Pelindo IV
tercapai maka perlu dipertimbangkan pengembangan pelabuhan.
(Misliah, 2012)36
d. Kebijakan sistem transportasi multimoda diperlukan untuk
membagi beban angkutan darat dan kereta api. Kebijakan sistem
transportasi barang dengan multimoda dan intermoda
direkomendasikan untuk diterapkan terutama untuk barang-
barang berat yang selama ini diangkut dengan moda transportasi
jalan. Hasil penelitian kebijakan sistem transportasi multimoda
dan intermoda memberikan gambaran bahwa biaya
pemeliharaan jalan rata-rata per kilometer per tahun terendah
(Sofyan, 2010).37
e. Koordinasi perencanaan lintas propinsi, lintas sektor dalam
pembangunan dan pengembangan prasarana transportasi
diwujudkan melalui rencana makro transportasi. Transportasi
pulau dapat dikembangkan dalam tataran wilayah dan tataran
lokal yang terpadu sehingga sistem transportasi tersinergi
melakukan pelayanan kepada masyarakat. Terintegrasinya
prasarana dan pelayanan jaringan dapat mengurangi lamanya
waktu perjalanan dan meminimalisasi ongkos transportasi.
Keterpaduan intermoda dan antarmodal transportasi yang masih
lemah disebabkan kurang memadainya sarana transportasi untuk
melakukan pengalihan moda; jadwal pelayanan angkutan yang
kurang baik; terbatasnya jumlah armada pada simpul-simpul
pelayanan antar moda. (Jinca, 2009)38
Misliah, dkk. 2012. Container Stacking Yard Optimum Utilization Analysis of Operator
and User Orientation (Case Study PT. Pelabuhan Indonesia). Univ. Hassanudin : Ijens;
Juni 2012
37 Salah, S.M. 2010. Kebijakan Sistem Transportasi Barang Multimoda di Prop. Nanggroe
Aceh Darussalam. Universitas Syiah Kuala. Jurnal Transportasi No. 1, April 2010 : 65-76
38 Jinca, M. Y.. 2009. Keterpaduan Sistem Jaringan Antarmoda Transportasi di Pulau
Sulawesi. Universitas Hassanudifi; Jurnal Transportasi Volume 9 No.1 Juni 2009 : 1-14