Page 8 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 8

38

sesuai manajemen masing-masing. Dalam konteks penanganan
konflik sosial yang timbul tentunya hal tersebut tidak tepat karena
akan membuat penanganan menjadi lebih rumit dan tidak bisa
menyelesaikan masalah secara tuntas. Tentunya hasilnya akan
lebih baik apabila penanganan konflik sosial yang terjadi
dilaksanakan secara terintegrasi dan sinergitas dengan melibatkan
semua potensi yang ada di daerah termasuk didalamnya
keberadaan pemimpin informal.

e. Pendekatan penanganan konflik sosial di daerah masih
m engedepankan kepentingan keamanan (security), daripada
pendekatan kultural dan dialogis cara damai.

          Maraknya konflik sosial yang terjadi di daerah saat ini,
tentunya tidak bisa lepas dari cerminan model penanganan konflik
sosial yang dilaksanakan selama ini yang tidak efektif. Pemda yang
diharapkan dapat mengkoordinasikan segenap potensi yang ada
di daerah dalam merespon kompleksitas permasalahan masyarakat
di daerah khususnya dalam penanganan konflik sosial yang terjadi
cenderung masih mengedepankan pendekatan keamanan (security)
dari pada pendekatan kultural dan dialogis cara damai dan
celakanya kehadirannya setelah konflik sosial tersebut justru
semakin membesar dan terjadinya berbagai aksi massa yang
semakin tidak terkendali, model inilah yang cenderung ditampilkan
dalam penanganan berbagai konflik sosial di daerah. Akibatnya
permasalahan diatas permukaan menurut penilaian Pemda sudah
teratasi dan kondusif, namun kenyataan dibawah permukaan
menjadi api dalam sekam, yang sewaktu-waktu dapat terjadi yang
lebih besar dan tidak pernah terselesaikan. Dialogis cara damai dan
pendekatan kultural yang mengedepankan peran pemimpin informal
belum dikedepankan dan menjadi unggulan kekuatan dalam
penanganan konflik sosial di daerah, sehingga potret bangsa
saat ini masih diwarnai dengan maraknya konflik sosial.
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13