Page 5 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 5

35

optimal dalam merespon dan menyikapi kompleksitas permasalahan
di daerah, bahkan mampu operasional dalam penanganan konflik
sosial di daerah dan untuk itu diharapkan Pemda dapat merespon
hal tersebut dengan menyiapkan sarana pendukung dan anggaran
yang siap operasional sehingga tidak tersentak dan keputusan
terburu-buru saat api konflik sosial sudah membesar barn merespon,
seperti pemadam kebakaran yang tidak kunjung tuntas
memadamkan api yang sudah membesar dan mengakibatkan
korban yang besar.

c. Peran pemimpin informal dalam penanganan konflik
sosial di daerah belum diberdayakan secara optimal.

         Dalam konteks lokal/kedaerahan, sejatinya peran pemimpin
informal dalam pendekatan kultural sosial menjadi penting dalam
rangka menyandingkan nilai kearifan lokal dalam bingkai Tannas
mengingat para pemimpin informal tersebut lahir dan berada di
tengah kehidupan kultur sosial yang ada. Dewasa ini dimana kondisi
Tannas bangsa Indonesia sedang mengalami kemunduran pada
hampir seluruh bidang kehidupan, sehingga diperlukan langkah-
langkah konkrit secara komprehensif dan integral untuk
mengimplementasikan konsepsi Tannas. Kondisi yang demikian
tentunya menuntut adanya partisipasi segenap komponen bangsa
yang lebih besar, termasuk dengan pemberdayaan para pemimpin
informal. Pemimpin informal merupakan figur yang dipandang
memiliki kemampuan dan pengalaman di tengah-tengah kehidupan
masyarakat dan mempunyai pengikut/massa yang besar sehingga
kehadirannya dalam setiap kegiatan kemasyarakatan sangat
dinantikan oleh massa pengikutnya. Mereka memiliki kharisma dan
kedudukan sosial yang cukup berpengaruh dan oleh sebab itu
keberadaannya perlu diakomodir oleh Pemda dalam rangka
menyamakan visi dan persepsi antara Pemda dengan para
pemimpin informal dalam berbagai masalah di daerali termasuk
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10