Page 7 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 7

49

   masyarakat yang maju dan sejahtera, sehat dan mandiri, serta bebas dari
   kemiskinan dan mampu mengatasi setiap bencana yang dihadapi. Terdapat 3
  prioritas pembangunan di bidang kesejahteraan rakyat dan pengentasan
  kemiskinan, yaitu pertama pengembangan sumber daya manusia, terutama
  pemberdayaan anak-anak dan wanita, kedua menanggulangi kemiskinan melalui
  proses pemberdayaan dan mempermudah akses keluarga miskin terhadap
  kesempatan berusaha, modal dan pemasaran produk-produk yang dihasilkan,
  ketiga penanganan bencana dan musibah.

         Undang-Undang Nomor 13 tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin
  menjelaskan bahwa penanganan fakir miskin adalah upaya yang terarah, terpadu
 dan berkelanjutan yang dilakukan pemerintah dan atau masyarakat dalam bentuk
 kebijakan, program, kegiatan pemberdayaan, pendampingan dan fasilkitasi untuk
 memenuhi kebutuhan dasar setiap warga Negara.

        Pemerintah memang menyadari bahwa lemahnya koordinasi dalam
 penanggulangan kemiskinan serta teijadi tumpah tindih di beberapa kementerian
 membuat Presiden membuat Perpres untuk mendorong terciptanya koordinasi yang
 baik antar instansi dalam percepatan pengentasan kemiskinan. Tim Nasional
 Percepatan Pengentasan Kemiskinan (TNP2K) dan Tim Koordinasi
 Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Daerah merupakan perwujudan dari Perpres
tersebut.

       BMT bekerja untuk mendukung UMKM, implikasi pengembangan BMT
dalam pengembangan UMKM untuk mendukung peningkatan kesejahteraan dan
kesenjangan kemiskinan dapat dilihat sebagai berikut.

a. Aspek Geografi. BMT dalam mendukung UMKM lebih berkembang di daerah
    perkotaan dibandingkan di pedesaan serta dekat di daerah dekat pusat bisnis
    atau dekat dengan pasar. BMT secara konsep sangat tergantung oleh social
    capital artinya kekuatan masyarakat menjadi tumpuan, pada umumnya lokasi
    yang kondusif memudahkan tumbuh dan berkembangnya BMT untuk
    membiayai UMKM.

b. Aspek Demografi. BMT akan mudah tumbuh dan berkembang di daerah padat
    penduduk di bandingkan daerah kurang padat penduduk. Kualitas SDM juga
    sangat menentukan tumbuh berkembangnya BMT. Di beberapa pesantren
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12