Page 9 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 9

39

CBRN-E secara fisik.24 Konsep “safety CBRN-E dan
Security CBRN-E belum populer. Oleh karena itu, jika
CBRN-E tidak dikelola dengan baik berpotensi untuk
menimbulkan kerusakan.

2) Bldang Demografi. Penggunaan CBRN-E sebagai
senjata telah diakui oleh beberapa pakar bahwa serangan
yang ditimbulkan jauh lebih berbahaya. Dengan kondisi alam
yang sangat heterogen dan tingkat pengamanan kesehatan
yang masih rendah, masyarakat Indonesia sangat rentan
terhadap kemungkinan aksi teror yang menggunakan
CBRN-E. Di sisi lain kondisi pendidikan penduduk yang
masih rendah ditambah adanya tingkat kemiskinan yang
relatif tinggi menyebabkan tingkat kerentanan semakin tinggi,;
Demikian pula tingkat kesadaran dan pemahaman akan
bahaya ancaman CBRN-E juga masih sangat rendah mulai
dari grass root hingga ke tingkat elite.

3) Bidang SKA. Kekayaan SKA yang sangat berlimpah
dengan biodiversity > 80% baik di darat maupun laut, memiliki
kerentanan tinggi. Ditinjau dari aspek pertanian, fakta bahwa
Indonesia telah mengalami kerugian sangat besar yang
disebabkan oleh berbagai serangan hama, yang
mengakibatkan hilangnya bibit unggul padi

4) Bidang Ideologi. Ancaman senjata pemusnah massal

seperti CBRN-E terkait dengan munculnya ideologi

radikalisme, sebagai contoh kelompok Sekte Aum Ahinrikyo

yang menteror kereta bawah tanah Tokyo pada Maret 1995

dengan menggunakan agensia biologi Clostridium botulinum

dan anthrax, demikian pula gerakan islam radikal yang

melakukan pemboman.  Tidak mustahil kedepan

penggunaan CBRN-E oleh kelompok ideologi tertentu untuk

24 Seperti diungkapkan Kevin S, 2010. Terrorists and CBRN in Indonesia. CBRNE Convergence
2010,2-5 November, Rosen Plaza, rlando, Florida, www.icbrnevents.com
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14