Page 12 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 12

28

maka dapat disebutkan tingkat pimpinan {top, middle, lower level)
akan berpengaruh terhadap rentang pengaruh yang dimilikinya.

          Peran selalu berhubungan dengan orang lain. Oleh karena itu
peran sosial merupakan seperangkat hak, kewajiban, harapan, norma
dan perilaku seseorang yang telah disusun untuk mengatur apa dan
bagaimana dalam interaksi sosialnya. Jika seseorang mem atuhi
aturan atau skenario yang telah disusun tersebut maka hidupnya
akan harm oni. Pada era reformasi ini pemimpin yang dianggap
menyalahi skenario sering di demo publik. Jadi peran merupakan
pemahaman bersama yang menuntun pemegang peran berperilaku
dalam kehidupan sehari-hari.

          Peran pimpinan di Perguruan Tinggi berbeda dengan peran
pimpinan di institusi lain. Pimpinan di Perguruan Tinggi adalah
pimpinan akademis, yang terikat dengan nilai-nilai pendidikan. Keluar
dari nilai-nilai ini akan dapat menimbulkan hambatan dan konflik
peran. Di sisi lain kemungkinan pimpinan mendapat tawaran
menjalankan peran lain yang tidak sejalan dengan perannya sebagai
pendidik akan semakin besar pada era globalisasi ini. Oleh karena itu
peran pimpinan perlu dioptimalisasi agar dapat menghadapi berbagai
hambatan peran yang mungkin dihadapi. Strategi optimalisasi peran
pimpinan ini harus tetap didasarkan pada paradigma nasional dan
peraturan perundangan yang berlaku sehingga perilaku pimpinan
dalam menjalankan perannya tetap menjadi keteladan bagi orang-
orang yang dipimpinnya. Dengan cara ini akan dapat dimantapkan
karakter kebangsaan guna tercapainya pembangunan nasional.

          Sejalan dengan esensi kepemimpinan nasional ini maka
pimpinan Perguruan Tinggi juga harus memiliki peran yang sama
dengan pemimpin nasional lainnya. Memiliki tanggungjawab dalam
mengembangkan karakter dirinya dan juga karakter masyarakat yang
dipimpinnya. Lebih tegas lagi dinyatakan bahwa semua pimpinan di
institusi pendidikan pada hakikatnya memiliki tanggung jawab yang
besar dalam menciptakan iklim akademik yang kondusif' demi
pemantapan karakter bangsa, mengingat bahwa “ the end of
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17