Page 5 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 5
59
pelanggaran terhadap wilayah udara nasional, Hanudnas tidak akan
mengalami kesulitan didalam menggerakan pesawat tempur bum
sergap dan sangat efektif didalam pelibatannya, karena tidak ada
alih kodal lagi.
2) Radar Pertahanan Udara. Berangkat dari kondisi wilayah
udara nasional yang beg'rtu luas, Satrad sebagai bagian dari
Pertahanan Udara Nasional yang sudah tergelar 20 Satrad dengan
berbagai jenis Radar yaitu: tipe Plesey, Thomson dan Master-T.
Untuk menjaga seluruh wilayah udara nasional, jumlah satuan
Radar yang dibutuhkan 32 Radar EW/GCI, sehingga diharapkan
perlu penambahan Radar sebanyak 12 unit yang memiliki
kemampuan tiga dimensi (Altitude, Bearing, Speed). Prioritas
pengembangan Satrad diarahkan ke wilayah Indonesia Tengah dan
Indonesia Timur. Gelar Satrad tersebut dikembangkan untuk
menutupi wilayah-wilayah yang masih terdapat celah (gap) sehingga
diharapkan gelar Satrad ini dapat melingkupi seluruh wilayah
Nusantara86. Adapun penambahan / pengadaan 12 unit Radar bam
dan penggantian Radar yang telah habis usia pakainya, sebagai
berikut:
a) Kosek Hanudnas - I. Kekuatan awal Satuan Radar
(Satrad) di jajaran Kosek Hanudnas-I membawahi 6 Satrad,
diharapkan Kosek Hanudnas-I membawahi 8 Satrad. Jajaran
Kosek Hanudnas-I memerlukan 4 unit pengadaan Radar
EW/GCI, 2 Satrad bam yang digelar dan ditempatkan sesuai
dengan kemungkinan ancaman udara yang dapat diatasi
sedini mungkin yaitu: Satrad di Singkawang (diharapkan
Radar GCI), Satrad di Tanjung Pandan (diharapkan Radar
GCI) dan 2 unit untuk mengganti Radar tipe Plessey AWS II
di Satrad 214/Pemalang dan 215/Congot.
Ibid, Hal 67