Page 6 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 6

20

 negaranya, mungkin saja dia akan berjuang untuk separatisme demi
 agamanya. Demikian pula jika seseorang hanya setia kepada negara
tetapi tidak religius bisa jadi dia akan melakukan penyimpangan
misalnya KKN.

          Dalam konsep NKRI, nilai-nilai dasar Pancasila itu
dikembangkan atas dasar filosofis hakikat manusia. Hakikat manusia
menurut Pancasila adalah makhluk monopluralis. Kodrat manusia yang
monopluralis tersebut mempunyai ciri-ciri, antara lain: (a) Susunan
kodrat manusia terdiri atas jiwa dan raga; (b) Sifat kodrat manusia
sebagai individu sekaligus sosial; (c) Kedudukan kodrat manusia
sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan.

         Dalam ajaran agama Islam, hal ini juga dijelaskan, dikenal
dengan istilah Habluminannas (hubungan horizontal) dan
Habluminallah (hubungan vertikal) sesuai QS surat Al-lmran (3) ayat
110-112. Dalam Al-Qur'an juga disebutkan bahwa manusia adalah
Khalifah di bumi QS surat Al-Baqarah (2) ayat 30, sehingga fokusnya
adalah manusia berkualitas. Akhlaq yang sangat baik berkaitan erat
dengan ketaqwaan seseorang (Alatas, 2010). Banyak sekali ayat yang
menyebutkan tentang hal ini, Manusia bertaqwa (541 ayat); Manusia
pembelajar (220 ayat); Manusia pemikir (64 ayat).

         Salah satu ayat dalam QS Al-Qur'an, (49) ayat 13, "Hai manusia,
sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha
mengenal". Ayat ini menyiratkan ciri-ciri kodrat manusia
yang monopluralis yang sejalan dengan nilai-nilai dasar Pancasila.
Human capital adalah manusia yang bertaqwa dimana memiliki rasa
religius dan nasionalisme.

         Penjelasan tersebut diatas sejalan dengan konsep dinamika
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11