Page 5 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 5
23
kembali). Apabila proses pencairan telah selesai dan mereka sudah
siap untuk menerima dan melakukan perubahan, barulah proses
perubahan (changing) yaitu Pendidikan dan Pelatihan Berbasis
Kompetensi (PPBK) dijalankan.
Pendidikan dan Pelatihan Berbasis pada Kompetensi
merupakan salah satu pendekatan dalam pengembangan SDM yang
berfokus pada hasil akhir. PPBK merupakan suatu proses
pendidikan dan pelatihan yang dirancang untuk mengembangkan
kemampuan dan ketrampilan secara khusus, untuk mencapai hasil
kerja yang berbasis target kinerja yang telah ditetapkan. Oleh
karena itu PPBK sangat fleksibel dalam proses kesempatan untuk
memperoleh kompetensi dengan berbagai cara.
Tujuan utama PPBK adalah menghasilkan kompetensi dalam
menggunakan ketrampilan yang ditentukan untuk pencapaian
standar pada suatu kondisi yang telah ditetapkan dalam berbagai
pekerjaan dan jabatan serta penelusuran (penilaian) kompetensi
yang telah dicapai dan sertifikasi. Kemudian hasil PPBK
dihubungkan dengan kebutuhan standar kompetensi yang akan
diberikan yaitu program Pendidikan dan Pelatihan didasarkan atas
uraian kerja, kebutuhan multi-skilling dan alur karir. Melalui metoda
Pendidikan dan Pelatihan Berbasis pada Kompetensi maka termuat
didalamnya metoda edukasi, koordinasi, sosialisasi, kompetensi, alih
teknologi, litbang, wasdal dan evaluasi.
Kemudian subyek seluruh pelaku pembangunan yaitu
pemerintah, dunia usaha (swasta) dan masyarakat sebagai Tiga
Subkultur Masyarakat (TSM) Sub Kultur Kekuasaan (SKK), Sub
Kultur Ekonomi (SKE) dan Sub Kultur Sosial (SKS), sebagaimana
dijelaskan Prof. Talizi sebagal soko guru politik, ekonomi dan sosial
masyarakat7. Ketiganya harus menjadi keseimbangan, dan
kesetaraan, karena keseimbangan dan kesetaraan itulah esensi dari
good governance.
Adi Sujatno, “Nilai-nilai Kepemimpinan dan Peran Pemimpin Aparatur Pemerintahan Dalam
Rangka Mewujudkan Good Governance”, LAN, 2007.

