Page 6 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 6
LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL RI 34
O leh karena itu, figur diatas dapat ditafsirkan sebagai kegagalan
pemerintah dalam menerapkan konsep pengembangan industri
manufaktur nasional. Dalam pengertian lain, peran pemerintah selama
ini dalam m enyelesaikan pengangguran dapat dianggap tidak berhasil,
sebaliknya sektor informal yang tidak dibantu dan cenderung dimusuhi
justru yang paling berperan dalam memecahkan masalah ketenaga
kerjaan.
d. Kontribusi Sektor Informal pada O ut Put Nasional (PD B)
T a b e l berikut ini m enggam barkan kontribusi beberapa sektor
terhadap pertumbuhan out put nasional (P D B ) tanpa sumbangsih
sektor Migas yang diambilkan dari data B P S tahun 2009. Industri
pengolahan mewakili sektor formal dan pertanian, dan pengangkutan
mewakili sektor informal diperbandingkan mulai dari tahun 2006
sampai dengan 2009. Figur menunjukkan bahwa pertumbuhan PDB
sam pali tahun 2009 relatif konstan di kisaran 6,5 persen, kecuali tahun
2006 sebesar 6,1 persen dan tahun 2009 menurun menjadi 4,1 persen.
Sem entara Itu pertum buhan industri pengolahan nonMigas yang
merepsentasikan sektor formal terkontraksi dari 4,6 persen tahun 2006
m enjadi hanya 2,1 persen tahun 2009. Sebaliknya sektor pertanian dan
angkutan yang merepresentasikan sektor informal menunjukkan
pertum buhan dari 3,4 persen dan 14,2 persen tahun 2006 menjadi 4,1
persen dan 15,5 persen tahun 2009 sebagaim ana tampak dati Ta b e l di
bawah ini:
Tabel: Pertumbuhan PDB dan Beberapa sektor Ekonomi44
Lapangan Usaha 2006 2007 2008 2009
2.1
Industri Pengolan 4.6 4.7 3.7 4.1
Bukan Migas 3.4 3.5 4.8
15.5
Agriculture, Livestock, 4.9
Forestry and Fishery
Pengangkutan dan 14.2 14.0 16.6
Komunikasi
Produk Domestik Bruto 6.1 6.9 6.5
Tanpa Migas
Sumber: Data Statistik BPS 2010(modifikasi)
BPS, Produk Domistik Bruto Indonesia, 2009

