Page 13 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 13
politik dan menimbulkan gerakan separatis. Terjadi ketimpangan
produktivitas, distribusi, dan penguasaan ekonomi baik pada tingkat
lokal, nasional dan regional khususnya negara sedang berkembang
seperti Indonesia dengan jumlah penduduk yang sangat tinggi. Disisi
lain, kemampuan negara dalam membiayai proyek pada karya relatif
kurang, sementara angkatan kerja setiap tahun bertambah sedangkan
lapangan kerja yang tersedia terbatas. Efeknya adalah angka
kemiskinan tidak dapat ditekan. Menurut BPS (2009) angka kemiskinan
mencapai 37,17. juta Masalah kemiskinan cukup rawan dan merupakan
salah satu isu kritikal yang menjadi agenda komunitas internasional
(Alhumami, 2007).
g. Gatra Sosial Budaya.
Masyarakat Indonesia dengan kondisi pluralisme yang tinggi
tentunya kaya akan nilai sosial dan budaya. Bagi bangsa Indonesia
popularitas Indonesia akan semakin mudah diraih jika SDM Indonesia
memiliki kemampuan yang tinggi dalam hal olah teknologi. Dengan
kemampuan mengolah teknologi yang tepat dapat melahirkan aneka
industri kreatif yang basis utamanya adalah kebudayaan. Akan tetapi,
kenyataannya tidak demikian, bahkan keberagaman nilai budaya
domestik itu kerap dinasionalkan sehingga menghasilkan uniform culture
yang dengan sendirinya menghilangkan keragaman yang menjadi salah
satu daya tarik bangsa asing terhadap Indonesia. Kemajuan teknologi
informasi dan telekomunikasi juga mempengaruhi penyebaran informasi
asing ke Indonesia yang diboncengi nilai budaya asing ditengah-tengah
kehidupan masyarakat. Disebabkan sifatnya yang pragmatis, proteksi
keprivatan yang tinggi, dan umumnya sesuai dengan selera generasi
muda, maka sebagian budaya asing itu dicontoh dan praktekkan
langsung oleh masyarakat Indonesia dalam interaksi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dalam konteks sosial budaya ini, penulis berpendapat bahwa
aspek sosial budaya pada masyarakat Bali yang dikenal dengan “Tri
Hita Karana”, yang merupakan hasil dari SSDN dapat diupayakan pula
33

