Page 7 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 7

warga pendatang yang berasal dari Afrika Utara, (hasil SSLN ke
Belanda).

         Separatisme mengandung agama. Potensi konflik juga
besar jika di dalam masyarakat terdapat penganut agama yang
berbeda dengan komposisi yang berimbang (Kalla, 2002).
Peluang terjadi konflik semakin besar jika perbedaan agama
diikuti oleh perbedaan latar belakang etnis. Ketika komunitas
penganut agama tertentu berasal dari etnis tertentu terhadapan
dengan komunitas penganut agama lain dengan etnis yang lain
pula, intensitas gesekan semaking meninggi.

         Separatisme mengandung ekonomi. Potensi konflik juga
muncul jika di suatu daerah masyarakatnya yang perimbangan
ekonominya tidak ada. Kepemilikan sumber-sumber ekonomi
produktif oleh komunitas oleh kelompok tertentu menyebabkan
kelompok lainnya berada dalam kemiskinan. Kenyataan ini dapat
menyebabkan lahirnya konflik. Konflik berlatar belakang ekonomi
juga dapat dilihat berdasarkan faktor kemiskinan. Menurut Kalla
(2002) di dunia ini 75 % konflik yang terjadi adalah konflik internal
bangsa dan hampir semua konflik terjadi di negara-negara yang
pendapatan penduduknya sekitar 700 dolar ke bawah internal
yang terjadi di agama dan etnis tertentu secara tidak seimbang
menyebabkan komunitas penganut agama lain termarginalkan.

         Separatisme mengandung nuansa politik yang kental.
Konflik juga dapat terjadi karena faktor politik walaupun pemicu
awalnya faktor lain terutama faktor ekonomi. Konflik ini bersifat
vertikal, yaitu perlawahan rakyat terhadap aparat keamanan dan
pemerintahan yang sah. Konflik di Aceh dan Papua adalah
contoh kasus konflik politik. Untuk kasus Aceh, permasalahan
konflik telah begitu mengakar, mulai dari persoalan agama,
sosial, ekonomi sampai politik dan keamanan (Zulkarnaen, 2005).

                                                                                        67
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12