Page 11 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 11
11
menjadi kelompok penekan (interest group) tingkat dunia, terutama dalam
forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Pada level regional, Indonesia juga menjadi pionir berdirinya
organisasi negara-negara kawasan Asia Tenggara, yang dikenal dengan
Association o f South East Asian Nations (ASEAN). Sebelumnya, telah ada
organisasi serupa di kawasan Asia Tenggara yang juga melibatkan
Indonesia, diantaranya MAPHILINDO (Malaya, Philipina, Indonesia)12.
Perubahan situasi politik dalam negeri mempengaruhi Suharto sebagai
pemimpin baru Indonesia untuk menciptakan kawasan regional yang
damai. Oleh karenanya, Indonesia berupaya mendorong lahirnya ASEAN
sebagai organisasi regional yang kuat. Kebijakan tersebut
diimplementasikan dengan keterlibatan Indonesia saat penandatanganan
Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967, yang ditetapkan sebagai
hari jadi ASEAN. Deklarasi Bangkok secara eksplisit memiliki latar
belakang aspirasi dan komitmen politik para pemimpin negara-negara
pendiri ASEAN untuk bersatu dalam wadah kerjasama. Alasan
pembentukan ASEAN didasarkan atas kehendak politik, yakni keinginan
bersama untuk menciptakan stabilitas regional yang sangat diperlukan
bagi pembangunan ekonomi nasional negara-negara kawasan13.
Dengan mempertimbangkan maksud dan tujuan dibentuknya
ASEAN, Indonesia merasa perlu melakukan langkah-langkah nyata agar
cita-cita ASEAN dapat tercapai, namun tidak merugikan kepentingan
nasional Indonesia. Sebagai salah satu bentuk jawaban dari upaya
mewujudkan alasan pembentukan ASEAN, kerjasama militer sesama
negara-negara ASEAN sangat diperlukan dalam rangka meminimalisir
sikap saling curiga dan potensial mengancam hubungan baik yang telah
dibangun sebelumnya. Untuk melaksanakan berbagai macam kerjasama
regional, termasuk kerjasama militer, Indonesia telah memiliki pijakan yang
kokoh. Oleh karenanya, berbagai pilihan kebijakan tersebut tetap sejalan
dengan paradigma nasional yang menjadi patokan Indonesia dalam
melangkah.
12Lihat Dirjen Kerjasama ASEAN Deplu RI, op-cit, hlm.1.
â„¢lbid, him. 2.

