Page 10 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 10
24
b. Teori hubungan in te rn a sio n a l
Teori yang kami coba tawarkan adalah Neoliberalisme. Teori ini
berusaha memperbarui liberalisme dengan menyetujui asumsi neorealis
bahwa negara-negara adalah aktor-aktor kunci dalam hubungan
internasional, tetapi tetap mempertahankan pendapat bahwa aktor-aktor
bukan negara dan organisasi-organisasi antarpemerintah adalah juga
penting. Para pendukung seperti Maria Chatta berargumen bahwa negara-
negara akan bekerja sama terlepas dari pencapaian-pencapaian relatif,
dan dengan demikian menaruh perhatian pada pencapaian-pencapaian
mutlak. Meningkatnya interdependensi selama Perang Dingin lewat
institusi-institusi internasional berarti bahwa neo-liberalisme juga disebut
institusionalisme liberal. Hal ini juga berarti bahwa pada dasarnya bangsa-
bangsa bebas membuat pilihan-pilihan mereka sendiri tentang bagaimana
mereka akan menerapkan kebijakan tanpa organisasi-organisasi
internasional yang merintangi hak suatu bangsa atas kedaulatan.
Neoliberalimse juga mengandung suatu teori ekonomi yang didasarkan
pada penggunaan pasar-pasar yang terbuka dan bebas dengan hanya
sedikit, jika memang ada, intervensi pemerintah untuk mencegah
terbentuknya monopoli dan bentuk-bentuk konglomerasi yang lain.
Keadaan saling tergantung satu sama lain yang terus meningkat selama
dan sesudah Perang Dingin menyebabkan neoliberalisme didefinisikan
sebagai institusionalisme.4
10. T injauan K epustakaan.
Hubungan kerjasama Kamboja dan Indonesia adalah satu hubungan
yang klasik yang telah bermula sejak kurun abad ke 8 sehingga ke saat ini.
Hubungan bilateral kedua negara dari segi politik, ekonomi, dan kebudayaan
telah berlaku dengan begitu baik sekali sehingga telah diadakan beberapa
Memorandum Persepahaman (MoLI) ataupun sem inar guna mencari solusi
agar hubungan yang telah terjadi itu dapat terus ditingkatkan.
Lihat makalah Arianto, Adirio, Teori-teori Hubungan Internasional, 2 Maret 2009.

