Page 11 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 11
79
Berdasarkan uraian tersebut, dipandang perlu dan mendesak perlu segera
dilakukan berbagai strategi dalam pemanfaatan puncak peluang bonus demografi
guna meningkatkan ketahanan pangan dalam rangka kemandirian bangsa. Strategi
dilakukan melalui program keluarga berencana, kesehatan, pendidikan, dan
ketenagakerjaan melalui berbagai upaya yang diharapkan dapat memanfaatkan
puncak peluang bonus demografi sebagai kesempatan emas yang hanya terjadi
satu kali dalam sejarah kependudukan Indonesia.
26. Strategi
Dalam upaya merealisasikan kebijakan sebagaimana tersebut di atas guna
mersepon puncak peluang bonus demografi, maka strategi yang perlu dilakukan
harus dapat memanfaatkan peluang yang terbuka secara optimal guna
meningkatkan ketahanan pangan dalam rangka kemandirian bangsa dalam
perspektif ketahanan nasional. Beberapa strategi yang harus dilaksanakan adalah:
a. Strategi-1 : Akselarasi Penurunan Angka Fertilitas Total dan
Penurunan Laju Pertumbuhan Penduduk
Akselarasi penurunan angka fertilitas total dari 2,4 anak per wanita
usia subur menjadi 2,1 anak per wanita usia subur dan penurunan laju
pertumbuhan penduduk dari 1,49 persen per tahun menjadi 1,1 persen per
tahun melalui pendewasaan usia kawin perempuan pertama, peningkatan
akses dan kualitas pengelolaan, pelaksanaan dan pelayanan KB,
peningkatan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP),
peningkatan kapabilitas dan keterampilan Provider dalam penguasaan
Contraceptive Technolog Updated, penyediaan sarana dan prasarana
pelayanan KB. serta penyediaan alat dan obat kontrasepsi, pelayanan KB
gratis bagi seluruh calon peserta KB di daerah terginggal, terpencil dan
perbatasan serta peningkatan komitmen para kepala daerah dan pimpinan
partai politik di tingkat nasional dan daerah.
b. Strategi-2 : Akselarasi Penurunan Angka Kematian Bayi,
Angka Kematian Ibu, dan Peningkatan Usia Harapan Hidup
Akselarasi penurunan angka kematian bayi dari 34/1000 kelahiran
menjadi 19,8/1000 kelahiran, dan penurunan angka kematian ibu dari
228/100 ribu kelahiran menjadi di bawah 100/100 ribu kelahiran melalui
peningkatan intensitas dan frekuensi promosi program tiga terlambat dan

