Page 8 - Perpustakaan Lemhannas RI

62

dalam menghadapi setiap ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan dalam mewujudkan ketahanan pangan dalam rangka
kemandirian bangsa.

g. Aspek Sosial Budaya, Implementasi kewaspadaan nasional
yang semakin baik akan menciptakan kehidupan sosial budaya yang
semakin kondusif, meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
berperilaku nasionalistik yang ditunjukkan dengan lebih menyukai
produk pangan buatan dalam negeri. Kesadaran masyarakat tersebut
memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan produksi
pangan lokal dan implementasi keanekaragaman pangan.
Implementasi kewaspadaan nasional dibidang sosial budaya yang
semakin meningkat juga memperkuat rasa kebangsaan dan
nasionalisme masyarakat untuk tidak lagi mengkonsumsi produk
pangan impor. Konsumsi produk pangan lokal meningkat sehingga
produksi pangan domestik juga meningkat dan kesejahteraan
produsen pangan yang sebagian besar adalah masyarakat pedesaan /
petani akan ikut membaik.

h. Aspek Pertahanan dan Keamanan, Wilayah yurisdiksi yang
luas dan terdiri dari ribuan pulau dan masyarakat yang plural tidak
menjadi hambatan terhadap pelaksanaan pertahanan dan keamanan.
Pemerintah telah meningkatkan sarana prasarana, kesejahteraan dan
profesionalisme anggota TNI. Selain itu, alat utama sistem
persenjataan (alutsista) juga telah dilengkapi dan dimodernisasi
dengan memanfaatkan industri pertahanan nasional secara optimal.
Pengamanan di daerah terpencil, pulau-pulau terluar serta semua
wilayah NKRI dengan negara tetangga telah diperkuat, sehingga
mampu menjaga secara penuh keamanan dan kedaulatan wilayah
NKRI dari berbagai kegiatan illegal termasuk illegal impor pangan.

Implementasi kewaspadaan nasional dari sisi pertahanan dan
keamanan juga mampu memaksimalkan partisipasi masyarakat (civil
society) dalam pembangunan pertahanan. Kondisi tersebut
menggambarkan implementasi kewaspadaan nasional di bidang
hankam semakin kuat dan mampu meningkatkan rasa nasionalisme