Page 10 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 10
Di dalam Al-Quran Surah Yusuf ayat 5 menjelaskan bahwa di
dalam diri manusia terdapat kekuatan-kekuatan yang selalu
berusaha menarik dirinya untuk menyimpang dari nilai-nilai dan
norma ilahi.18 Dengan kata lain/ sebagai perusak, hal ini bisa
berbentuk kerusuhan, demonstrasi dan sebagainya yang semuanya
diakibatkan oleh tangan manusia. Jadi, yang menjadi sumber
utama terjadi konflik adalah masyarakat atau pemeluk agama, bukan
pada agama atau ajarannya. Manakala menurut teori konflik,
masyarakat adalah penyebab konflik diantar kelompok dan kelas
serta berkecenderungan kearah perselisihan, ketegangan, dan
perubahan. Jadi masyarakat merupakan lahan yang subur bagi
tumbuhnya konflik. Bibitnya bisa bermacam-macam faktor seperti
ekonomi, politik, sosial, bahkan agama. Penganut agama adalah
orang yang meyakini dan mempercayai suatu ajaran agama.
Keyakinannya akan melahirkan bentuk perbuatan baik dan
buruk. Keyakinan ini bisa dimiliki oleh mereka, setelah melalui proses
memahami dan mempelajari ajaran agama tersebut. Oleh karena itu,
setiap pemeluk agama akan mempunyai kadar interpretasi yang
beragam dalam memahami ajaran agamanya sesuai dengan
kemampuannya ma'sing- masing. Akibat perbedaan pemahaman ini,
konflik sudah tidak bisa dihindari. Misalnya kebangkitan Islam militan.
Setiap agama selalu membawa misi kedamaian dan
keselarasan hidup, bukan sahaja antar manusia, tetapi juga antar
sesama makhluk Tuhan. Di dalam terminologi Al-Qur’an, misi suci
ini disebut “rahmah lil alamin” berarti rahmat dan kedamaian bagi
alam semesta. Namun dalam tataran historisnya misi agama tidak
selalu artikulatif. Selain sebagai alat pemersatu sosial, agama
juga menjadi unsur konflik. Konflik sosial yang berbau agama
bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantarnya:
18 Al Quran Surah Yusuf Ayat 5.
24

