Page 11 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 11

1) Klaim Kebenaran.

         Setiap agama * punya kebenaran. Keyakinan
tentangyang benar itu didasarkan pada Tuhan sebagai
satu satunya sumber kebenaran. Pluralitas manusia
menyebabkan wajah kebenaran itu tampil beda ketika akan
dimaknakan. Sebab perbedaan ini tidak dapat dilepaskan
begitu sahaja dari berbagai referensi dan latar belakang
orang yang meyakininya. Mereka mengklaim telah
memahami, memiliki, bahkan menjalankan secara murni
dan konsekuen nilai-nilai suci itu. Keyakinan tersebut akan
berubah menjadi suatu pemaksaan konsep-konsep
gerakannya kepada manusia lain yang berbeda keyakinan
dan pemahaman dengan mereka. Ahli agama
menyebutkan bahwa absolutisme, eksklusivisme, fanatisme,
ekstremisme dan agresivisme adalah penyakit-penyakit yang
biasanya menghinggapi aktivis gerakan keagamaan.

2) Pengkaburan Persepsi antar Wilayah Agama dan
Suku Bangsa.

         Mayoritas masyarakat lebih mensejajarkan persoalan
agama dengan suku dan ras. Pemahaman yang kabur ini bisa
menimbulkan kerawanan atau kepekaan yang sangat tinggi,
sehingga muncul benih-benih sektarianisme. Akibatnya,
setelah pernyataan itu dilontarkan terjadi demonstrasi dan
kondisi berubah menjadi kerusuhan. Ini boleh berlarutan dan
merebak menjadi konflik agama.

3) Kurangnya Sikap Toleran Beragama.

         Seorang agamawan sering kali mencela sikap sempit
dan tidak toleran pada orang lain yang ingin menganiayanya,
pada hal disisi lain mereka sendiri mempertahankan hak
dengan cara memaksa dan menyerang orang yang mereka
anggap menyimpang. * Bahkan, mereka menganggap

                                      25
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16