Page 10 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 10

26

        daerah. Rusaknya infrastruktur perairan, seperti saluran irigasi,
        minimnya permodalan karena kredit usaha tani masih sulit diperoleh,
        rendahnya SDM dan minimnya penggunaan teknologi modern dan
        penyediaan benih yang belum maksimal merupakan permasalahan
        lainnya yang dialami para petani.

        b. Kondisi pengelolaan dan pemberdayaan pangan jagung.
                  Sentra jagung di Indonesia, yaitu Jatim, Jateng, Lampung,

        Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, NTT, Jabar dan Gorontalo. Animo
        petani untuk menanam jagung meningkat signifikan sejak diluncurkan
        program subsidi benih hibrida oleh Pemerintah pada tahun 2006. Sejak
        2007, mencari jagung lokal jauh lebih gampang dibandingkan tahun-
        tahun sebelumnya. Namun demikian pasokan masih kurang dan
        fluktuatif, serta kualitasnya beragam untuk memperoleh jagung pipilan.
        Walaupun produksinya naik turun, jagung lokal tetap diburu pabrikan,
        sebab lebih segar dan kandungan Xanthofilnya lebih tinggi bila
        dibandingkan dengan jagung impor.

                  Berdasar tipe lahan, penanaman jagung lebih banyak dilakukan
        di lahan kering (79 %) dibandingkan di sawah beririgasi (11%), dan
        sawah tadah hujan (10%). Produksi pada tahun 2011 adalah
         17.643.000 juta ton, tahun 2012 diperkirakan meningkat sekitar
         18.945.000 juta ton.24Semestinya hal ini mencukupi pemenuhan
         kebutuhan jagung nasional, namun kenyataannya tidak demikian,
         pabrik pakan sebagai pasar riil jagung lokal ternyata masih mengimpor.
         Setidaknya industri pakan nasional membutuhkan jagung sebanyak
         600.000 ton per bulan. Walau kena bea masuk 5%, impor jagung selalu
         meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2009, impor jagung sebesar

24 Badan Pusat Statistik. 2011. Statistik Indonesia (Statistical Year Book of Indonesia),ibid.
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15