Page 6 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 6

36

               di antaranya mengalami puso. Sawah yang mengalami
               kekeringan pada kurun waktu tersebut berjumlah 2.131.579
               hektare, yang 328.447 hektare di antaranya gagal panen.
               Berikut data bencana banjir dan tanah longsor periode 2004 -
               2008 :

                 Jumlah kejadian Bencana 2004 2008

Jumlah Kejadian  2004            2005  2006  2007   2008

Gempa bumi       11 9 20 13 8

Tanah longsor    54 50 73 103 39

Banju dan tanah longsor 9 13 31 52 *>?

Banju            285 248 328 335 197

Sumber: Kompas. 3 Februari 2009

                             Konsorsium Penelitian dan Pengembangan Perubahan
                   Iklim (KP3I 2009) Badan Litbang Pertanian memprediksi
                   bahwa perubahan iklim akibat El-Nino akan memperluas areal
                   pertanaman yang terancam kekeringan. Secara nasional
                   areal pertanaman padi sawah yang terancam kekeringan
                   meningkat dari 0,3-1,4% menjadi 3,1-7,8%, sementara areal
                   yang mengalami puso akibat kekeringan meningkat dari 0,04­
                   0,41% menjadi 0,04-1,87%. Sementara itu, La-Nina
                   menyebabkan peningkatan luas areal pertanaman yang
                   rawan banjir dari 0,75-2,68% menjadi 0,97-2,99%, dan areal
                   pertanaman yang mengalami puso akibat banjir meningkat
                   dari 0,24-0,73% menjadi 8,7-13,8%. Secara agregat,
                   perubahan iklim berpotensi meningkatkan penurunan
                   produksi nasional dari 2,45-5,0% menjadi lebih dari 10%.20

                             Menurunnya produksi beras akibat pemanasan global
                   dapat berimplikasi pada cadangan beras yang dikelola oleh
                   Pemerintah menjadi turun guna memenuhi tingkat kebutuhan
                   pangan masyarakat.

J0 Konsorium Penelitian dan Pengembangan Pembahan Iklim (KP3I). 2009. Laporan Akhir Kegiatan
2008-2009. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta.
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11