Page 8 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 8

38

         komplek dan membutuhkan sinergitas internal maupun antar
         kelembagaan Pemerintah maupun masyarakat. Kesiapan
         kompleksitas manajemen tersebut terintegrasi dan
         diimplementasikan ke dalam suatu sistem manajemen
         nasional, namun demikan hingga saat ini kesiapan dan
         kemampuan sismennas tersebut belum terwujud secara
         optimal, sehingga kemampuan deteksi dan antisipasi
         pemanasan global terhadap ketahanan pangan masih lemah.
         Akibatnya, dapat kita rasakan saat ini bangsa Indonesia
         sangat ketergantungan terhadap impor pangan.

b. Implikasi Ketahanan Pangan Terhadap Kemandirian
Bangsa.

         Menurunnya produksi pangan nasional sebagai akibat
meningkatnya ancaman pemanasan global terhadap Indonesia,
telah mendorong Pemerintah “terpaksa” untuk menempuh kebijakan
impor pangan dari luar negeri. Dilain pihak, Negara-negara produsen
mulai memperketat kebijakan ekspor produk pangannya guna
mengamankan ketersediaan/stok pangan dalam negeri guna
menghadapi ancaman krisis pangan yang semakin nyata sebagai
akibat perubahan iklim yang sangat ekstrim. Kondisi ini tentunya
dapat memicu terjadinya peningkatan rawan pangan yang mengarah
pada krisis pangan secara nasional. Disamping itu, ancaman krisis
pangan di Indonesia juga dipicu oleh besarnya ketergantungan pada
produk impor, dengan tren yang meningkat.

         Fakta empiris menunjukkan bahwa ketersediaan pangan
nasional saat ini masih belum mencapai tahapan mandiri, sehingga
ketahanan pangan nasional berada pada kondisi yang sangat
rawan. Saat ini, Indonesia masih menggantungkan sebagian
pasokan pangan bagi penduduknya dari luar negeri. Misalnya,
ketergantungan impor kedelai dari AS, China, Brasil dan India,
Gandum dari AS dan Australia, Beras dari Thailand dan Vietnam.,
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13