Page 12 - Perpustakaan Lemhannas RI

38

bitkan Kesepakatan Penerapan UNCLOS terkait dengan Konservasi dan
Pengelolaan Stok Ikan Bermigrasi Terbatas dan Bermigrasi Jauh.

Penerapan perdagangan bebas secara bertahap oleh beberapa nega­
ra di dunia sesuai kesepakatan negara-negara di kawasan tertentu, seperti
ASEAN Free Trade Area (AFTA), China-ASEAN Free Trade Agreement
(CAFTA), Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), menuntut peningkat­
an daya saing produk perikanan Indonesia, termasuk melalui pemberantas­
an illegal fishing. Berbagai perkembangan lingkungan strategis di tingkat
global tersebut menuntut otoritas pengelolaan perikanan nasional untuk
bersungguh-sungguh melaksanakan pengendalian dan pengawasannya
atas Kll yang beoperasi di wilayah laut kompetensi RFMOs, di laut lepas,
maupun di ZEE negara lain.

17. Pengaruh Perkembangan Lingkungan Regional.
Untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan internasional, di tingkat re­

gional dibentuk RFMOs. Beberapa RFMOs yang terkait dengan penge­
lolaan perikanan Indonesia, yaitu Indian Ocean Tuna Commission (IOTC),
Convention o f the Conservation on Southern Bluefin Tuna (CCSBT), dan
West and Central Pacific Fisheries Commission (WCPFC), yang beranggo­
takan negara-negara pantai dan negara penangkap ikan jarak jauh di ka­
wasan regional. Status keanggotaan Indonesia adalah:

a. Sebagai anggota penuh pada IOTC, berdasarkan Peraturan
Presiden nomor 9 tahun 2007, tanggal 20 Juni 2007;
b. Sebagai anggota penuh pada CCSBT, berdasarkan Peraturan
Presiden nomor 109 tahun 2007, tanggal 8 April 2008;
c. Sebagai cooperating non-member dan dalam proses pengajuan
untuk menjadi anggota penuh pada WCPFC.
Keanggotaan Indonesia dalam RFMOs, selain menguntungkan karena
Indonesia memiliki hak suara untuk turut menentukan kuota penangkapan
spesies perikanan tertentu, juga berkonsekwensi pada kewajiban Indonesia
untuk membayar iuran tahunan. Oleh karenanya, Indonesia harus benar-
benar dapat memanfaatkan keanggotaannya dalam RFMOs tersebut.