Page 5 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 5

73

          Kondisi di atas dapat terjadi karena implementasi Kewaspadaan
 Nasional belum dipahami secara utuh dan menyeluruh di era demokratisasi
 seperti saat ini. Di satu sisi, masyarakat merasa bahwa aplikasi
 Kewaspadaan Nasional melalui cara-cara atau metode seperti deteksi dini
 dan cegah dini dipandang kurang relevan dalam atmosfer demokrasi dan
 kebebasan seperti saat ini. Sementara di sisi yang lain, institusi pemerintah
 maupun aparatur negara juga berada dalam situasi dilematis karena ingin
 meningkatkan Kewaspadaan Nasional sesuai prosedur dan tupoksi tanpa
 harus khawatir disangka melakukan pelanggaran hak asasi manusia.
Akibatnya implementasi Kewaspadaan Nasional terhadap konflik komunal
 berjalan stagnan jika tidak ingin disebut menurun, karena selain masalah
perbedaan persepsi di atas, berkembangnya spektrum ancaman dalam
konteks kekinian juga belum diiringi dengan penyempurnaan regulasi dan
optimalisasi peran para pemangku kebijakan (stakeholders) di sektor politik
untuk menata manajemen konflik di tengah kemajemukan masyarakat.

         Oleh karena itu, dengan menyikapi kondisi di atas, maka diperlukan
rumusan kebijakan, strategi dan upaya yang akan menjadi konsepsi bagi
pemecahan masalah berkenaan dengan peningkatan Kewaspadaan
Nasional terhadap konflik komunal.Berdasarkan landasan tiori Galtung
bahwa negara tidak ada pilihan kecuali harus terlibat untuk menyelesaikan
konflik melalui kebijakan yang tepat, strategi yang efektif dan upaya yang
aplikatif, maka peningkatan Kewaspadaan Nasional terhadap konflik
komunal diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan politik
segenap elemen masyarakat dalam rangka memantapkan Ketahanan
Nasional.

25. Kebijakan.
         Pemerintah perlu merumuskan suatu kebijakan {policy) yang akan

menjadi pedoman bagi penyusunan strategi untuk mengarahkan langkah-
langkah kongkrit dalam meningkatkan Kewaspadaan Nasional terhadap
konflik komunal. Namun demikian, sebelum kebijakan tersebut
diputuskan, maka terlebih dahulu perlu dikaji dan dianalisa secara
komprehensif dan integral, sehingga nantinya memang benar-benar dapat
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10