Page 13 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 13
63
kepentingan negara berkembang seperti Indonesia, alih-alih pada
negara maju seperti yang selama ini terjadi. Kedua, terciptanya sistem
diplomasi pangan yang solid bagi negara Indonesia sehingga memiliki
nilai tawar yang kuat di perundingan-perundingan pangan tingkat dunia.
4) Sikap waspada atau tanggap awal atas masuknya sumber-
sumber pangan global memberikan kontribusi langsung untuk
berkembangnya sumber pangan lokal yang beragam dan kaya.
Apabila kewaspadaan terhadap masuknya sumber pangan global dapat
terwujud dengan baik, dampak positifnya adalah naiknya pamor sumber
pangan lokal. Selama ini, sumber pangan lokal belum dapat berkembang
dengan optimal karena masih kalah bersaing dengan pangan asing.
Selain itu, kurangnya kewaspadaan nasional yang kurang terhadap
ekspansi pangan global menjadi penyebab lain atas tidak
berkembangnya pangan lokal. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
kewaspadaan nasional terhadap ekspansi pangan asing ini penting agar
sumber pangan lokal yang jumlahnya sangat banyak dan beragam bisa
mendapat tempat yang terhormat di negeri sendiri.
5) Berkurangnya ketergantungan terhadap impor pangan yang
berimbas pada naiknya pamor industri pangan lokal di negeri
sendiri sebagai bagian dari perwujudan ketahanan pangan
nasional. Kontribusi selanjutnya dari implementasi kewaspadaan
nasional terhadap ekspansi pangan global adalah menurunnya tingkat
ketergantungan terhdap impor pangan. Dampak positifnya dapat dilihat
pada beberapa hal sebagai berikut. Pertama, turunnya nilai impor
pangan yang berarti mengurangi pengeluaran negara. Kedua, naiknya
permintaan terhadap pangan lokal yang berimbas pada tumbuhnya
industri pangan lokal. Ketiga, bertambahnya peluang untuk ekspor
pangan lokal. Keempat, peningkatan kualitas pangan lokal karena dana
yang semula digunakan untuk impor dapat dialokasikan untuk
peningkatan industri pangan lokal seperti memberi pelatihan
kewirausahaan terhadap produsen pangan lokal, kampanye gerakan
cinta pangan lokal.