Page 6 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 6

34

merupakan tonggak perkembangan pertunjukan Ketoprak.31 Kondisi
tersebut dipicu oleh:

         a) Kesadaran Pemerintah Daerah untuk menentukan Ketoprak
         sebagai ikon pariwisata DIY sebagai bagian dari masyarakat dunia.

         b) Kesadaran seniman tradisional Ketoprak untuk mengemas
        pertunjukan yang menyesuaikan tuntutan jaman dengan format baru
        dan segar.

        c) Kesadaran akan perlunya penghematan dan membuat
        strategi pengemasan tata artistik Ketoprak ringkes sehingga
        pertunjukan tidak merugi.

        d) Kesadaran tetap menggunakan ciri khas kedaerahan, yaitu
        gaya plesetan, banyolan, yang menyebabkan pertunjukan Ketoprak
        menjadi “dekat” dengan penonton, sehingga berhasil menjadi media
        silaturahim antaranggota penonton.

        e) Kesadaran untuk membuat cerita lakon Ketoprak yang lebih
        kontekstual dengan masa kini.

        Melihat perkembangan pertunjukan Ketoprak di atas dapat
disimpulkan bahwa Ketoprak merupakan salah satu pertunjukan tradisional
yang lebih beruntung daripada pertunjukan tradisional lainnya. Ketoprak
masih memiliki penggiat dan penggemar yang perduli akan kelestarian dan
perkembangannya. Namun ternyata peran pemerintah masih belum
optimal. Peran besar masih dilakukan oleh para seniman Ketoprak, baik
dari segi keinginan untuk pentas, sosialisasi kepada penonton, maupun
pencarian dana pementasan. Sarana prasarana masih disediakan dengan
apa adanya.

        Di saat era modernisme awal abad ke-20 menyebar di seluruh
penjuru dunia, seniman tradisional Ketoprak berada di bawah tekanan
politik dan keuangan di mana mereka harus tunduk pada kehendak

        31Yudiaryani, “Interpretasi Teks dan Konteks Sastra Lisan Sebagai Strategi
Penguatan Kreativitas Seniman Seni Pertunjukan Teater Tradisional", Hibah Kompetitif
Penelitian Sesuai Prioritas Nasional Batch I, Dirjen DIKTI, 2009.
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11